Sebuah bunker peninggalan era Perang Dingin viral karena dijual secara luas dengan harga fantastis. Bunker langka yang sebelumnya menjadi tempat bagi senjata nuklir penting Amerika era Perang Dingin ini tersedia di pasaran dengan harga mencengangkan, yaitu US$ 1,24 juta atau setara dengan Rp 19,2 miliar.
Lokasi bunker ini tersembunyi di kota kecil Sprague, Washington. Properti mewah ini dibangun pada tahun 1959 sehingga penampakannya sangat mencerminkan masa ketika ancaman perang nuklir begitu mencekam antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Melansir New York Post, Senin (15/1/2024), setelah digunakan selama lebih dari tiga dekade, properti ini mengalami transformasi yang menakjubkan menjadi rumah keluarga yang unik dan tidak biasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditinggalkan sejak tahun 1990, bunker ini kemudian mengalami banyak perubahan dengan penambahan tiga kamar tidur dan tiga kamar mandi pada tahun 2000. Meskipun masih mempertahankan penampilan luar sebagai bunker dengan eksterior logam dan desain sebagian terendam, di dalamnya muncul kenyamanan modern yang tidak biasa.
Dari garasi sebagai pintu masuk yang tak konvensional, pengunjung akan dihadapkan pada area luas yang memiliki ruang penyimpanan, dapur kecil, kamar mandi, dan kamar tidur. Turun beberapa tangga, pengunjung akan menemukan lift yang mengingatkan pada adegan film James Bond. Lift ini memberikan akses ke lantai bawah.
Di lantai bawah, terdapat dapur yang luas lengkap dengan area makan, kipas langit-langit, kulkas, oven, dan meja makan dengan suasana yang nyaman. Selain itu, ada pula ruang tamu yang lapang dilengkapi dengan tiga sofa, televisi, dan lampu.
Menariknya, bunker ini juga memiliki ruang bermain dengan meja biliar dan papan darts, serta kamar tidur dengan tangga untuk privasi tambahan.
Tidak hanya karena keunikannya, minat calon pembeli terhadap bunker semacam ini ternyata meningkat di Amerika Serikat. Konon, minat tersebut meningkat seiring kesadaran warga AS terhadap kebutuhan akan tempat berlindung dari ancaman 'kiamat'.
Beberapa individu terkaya, seperti Mark Zuckerberg dan Peter Thiel, ternyata juga terlibat dalam investasi serupa untuk mempersiapkan diri menghadapi situasi terburuk.
Diketahui, Mark Zuckerberg, pendiri Facebook dan CEO Meta Platforms, tengah membangun kompleks senilai US$ 100 juta atau Rp 1,6 triliun di Hawaii, termasuk bunker bawah tanah dan sumber daya mandiri. Sementara itu, Peter Thiel, mantan CEO PayPal, tengah menunggu persetujuan untuk proyek bunker di Selandia Baru.
(dna/dna)