Bos Meta, Mark Zuckerberg dikabarkan sedang membangun sebuah kompleks mewah di Pulau Kauai, Hawaii. Di dalam kompleks itu disebutkan akan ada belasan bangunan, mulai dari Bunker 'anti-kiamat', rumah utama, sampai rumah pohon.
Pulau Kauai adalah pulau tertua dan terkecil dari 4 pulau utama di Hawaii. Ada sekitar 73.000 orang yang menghuni pulau tersebut. Diketahui, Zuckerberg membeli lahan di Kauai secara bertahap sejak Agustus 2014 dan kini memiliki sekitar 1.400 hektare lahan di Kauai.
Berdasarkan laporan investigasi WIRED, dikutip Selasa (19/12/2023), perencanaan dan pembangunan di lahan sekitar 1.400 hektare itu dilakukan secara rahasia. Properti yang dikenal sebagai Koolau Ranch itu juga akan memiliki bunker 5.000 kaki persegi atau sekitar 464,5 m2
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut ini fakta-fakta yang telah dirangkum detikProperti.
1. Pekerja Tidak Boleh Membocorkan Pekerjaan di Tempat Mark Zuckerberg
Para pekerja yang mengerjakan proyek tersebut tidak boleh membocorkan apa yang tengah dibangun. Hampir semua pekerja yang datang harus diperiksa penjaga keamanan, mulai dari tukang kayu, tukang listrik, hingga tukang cat. Para pekerja bahkan harus menandatangani nondisclosure agreement (NDA) saat bekerja di sana.
Bahkan, ada beberapa pekerja yang melihat atau mendengar bahwa rekan kerjanya diberhentikan dari proyek tersebut karena meng-upload di media sosial.
"Kru konstruksi yang berbeda di lokasi tersebut ditugaskan untuk proyek yang berbeda dan pekerja dilarang berbicara dengan kru lain tentang pekerjaan mereka," kata salah satu sumber, dikutip dari WIRED.
2. Bunker yang Dibangun Bakal Ada Persediaan Makanan Sendiri
Bunker seluas 464,5 m2 akan dibangun di lahan milik Mark Zuckerberg. Bunker itu disebut-sebut akan memiliki sumber energi sendiri dan sumber makanan.
Pintu Bunker dibangun dengan material logam dan diisi dengan beton, seperti Bunker pada umumnya dan tempat perlindungan dari bom.
Karena dibangun secara rahasia, banyak orang berspekulasi bos Meta ini membangun kota baru di bawah tanah. Ada juga yang berspekulasi bahwa Zuckerberg membuat Bunker untuk persiapan post-apocalyptic jika terjadi keruntuhan peradaban.
3. Kawasan yang Dibangun Akan Ada Rumah Mewah dan Rumah Pohon
Berdasarkan dokumen perencanaan yang dilihat oleh WIRED, setengah kompleks telah selesai dibangun memiliki belasan bangunan setidaknya dengan total setidaknya 30 kamar tidur dan 30 kamar mandi.
Bangunan tersebut Berpusat di sekitar 2 rumah besar dengan total luas lantai yaitu 57.000 kaki persegi atau 5.295,4 m2. Di dalamnya terdapat lift, kantor, ruang konferensi, dan dapur berukuran industri.
Sementara itu, di kawasan hutan di dekatnya, direncanakan ada 11 rumah pohon berbentuk cakram yang akan dihubungkan dengan jembatan tali yang memungkinkan pengunjung untuk menyerang dari satu bangunan ke bangunan lain sambil berada di puncak pohon.
Bangunan di sisi rumah lainnya akan ada gym, kolam renang, sauna, kolam air panas hingga lapangan tenis.
Adapun, kompleks ini akan ada tangki air sendiri sebagai sumber air. Berbagai macam makanan telah diproduksi di lahan seluas 1.400 hektare melalui peternakan dan pertanian.
Biaya pembangunannya diperkirakan sekitar US$ 100 juta ditambah dengan harga tanah US$ 170 juta sehingga totalnya US$ 270 juta atau sekitar Rp 4,1 triliun (kurs Rp 15.498).
4. Keluhan Warga Sekitar
Pembangunan kompleks milik Zuckerberg ternyata membuat warga sekitar mengeluh. Pada 2016, 2 tahun setelah Zuckerberg membeli sebidang tanah di pulau itu, Kallai menyaksikan tembok setinggi 6 kaki didirikan di sekitar bagian-bagian properti. Hal ini menghalangi pemandangan laut ketika mereka berjalan atau bersepeda di sepanjang daratan.
Baru-baru ini, ketika proyek pembangunan dijalankan, mulai banyak truk keluar masuk area tersebut. Kallai sering mendengar suara keras.
Sementara warga lainnya, Jeff Lindner mengatakan, dulu tidak ada mobil yang banyak melintas, namun kini ada banyak yang melintas. Saat ini juga banyak pekerja yang berdatangan, dan mereka bukanlah warga Kauai.
Zuckerberg juga disebut tidak banyak berinteraksi dengan tetangga sekitar. Proyek pembangunan yang dilakukan Zuckerberg disebut belum melalui peninjauan publik. Padahal di Kauai, proses peninjauan publik bisa dilakukan apabila proyek pembangunan swasta dilakukan di zona konservasi yang dikenal sebagai Kawasan Pengelolaan Khusus. Menurut Direktur Perencanaan Daerah setempat bangunan di kawasan milik Zuckerberg berada di luar zona tersebut. Meski demikian, Kallai mengatakan pertemuan masyarakat mengenai proyek tersebut "akan sangat disambut baik."
(abr/zlf)