Acara peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di Trans Studio Mall (TSM) Cibubur baru saja diselenggarakan pada Senin (4/12/2023) kemarin. Proses instalasi PLTS Atap ini ternyata tidak sembarangan dilakukan, tetapi harus melalui beberapa tahapan penting untuk memastikan bahwa penggunaannya nanti bisa efektif dan bertahan dalam jangka waktu yang lama.
"Sering kali yang terjadi itu banyak yang setelah instalasi terbengkalai gitu aja sehingga kadang-kadang ada konotasi yang kayak 'Ini apakah bisa berfungsi lama atau tidak?'," tutur Eka Himawan, Managing Director PT Xurya Daya Indonesia (Xurya), pada acara press conference yang diadakan pada Senin (4/12/2023).
"Secara jaminan memang bisa tahan beberapa tahun cuma kalau tidak ada yang maintain itu tidak akan bertahan lama. Jadi, kita di sini ada untuk memastikan langkah kita selama beberapa tahun ke depan," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eka memaparkan, pihaknya harus mempelajari pemakaian listrik di mall sebelum dilakukan pemasangan PLTS. Selain itu, luas atap mall yang tersedia juga menjadi bahan pertimbangan penting bagi Xurya selaku pengembang proyek tenaga surya yang digandeng Trans Shopping Mall Group.
"Kita akan coba bikin studinya. Apakah ada gedung yang menghalangi? Apakah ada area yang tidak bisa kita pasang karena itu kehalangan gedung? Jadi, sayang banget kalau dia cuma dapat matahari cuma pagi doang, begitu jam berapa udah nggak ada matahari," jelas Eka.
Tahapan selanjutnya adalah mengecek kekuatan atap dalam menopang beban di atasnya. Untuk itu, imbuh Eka, gedung-gedung yang akan dipasang PLTS haruslah merupakan gedung lama.
"Gedung-gedung yang kita pasang itu bukan gedung baru, gedung yang sudah berjalan beberapa tahun. Jadi, salah satu fokus utamanya adalah apakah atap ini cukup kuat untuk menopang sesuatu yang berat karena kita nggak mau ada kejadian pasang ternyata atapnya tidak kuat gitu," kata Eka.
Selanjutnya, pihak Xurya akan melakukan perhitungan kekuatan gempa dan risiko kebocoran pada struktur atap. Eka mengatakan, struktur atap cukup kuat jika mambu menahan beban sekitar 60 kg/mΒ².
"Kalau struktur atap itu cukup kuat biasanya sih rata-rata 60 kg/mΒ². Solar panel ini hanya 15 kg/mΒ². Sementara kekuatan atap sendiri cuma 4 kg. Jadi, memang ini yang pengen diklarifikasi, ya, bahwa kita butuh struktur atap yang kuat," kata Eka.
"Kalau soal bocor, kita survei dulu sebelumnya. Kalau kebetulan ada atap yang sambungannya nggak pakai baut, itu cukup lebih aman. Kita pun sebenarnya pakai bautnya itu agar lebih kuat kita pakai karet lagi jadi nggak akan ada rentan kebocoran," sambungnya.
Soal keamanan juga menjadi tahapan penting dalam instalasi PLTS ini. Eka menjelaskan bahwa pihaknya juga mengikuti Standar Operasional Prosedur dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dalam pemasangan PLTS ini.
"Selama konsumsi akan kita pantau mungkin yang utama HSE-nya kita utamakan. Interkoneksinya pun kita harus kerja sama dengan PLN untuk standar operasinya. Sebelum itu juga ada uji operasinya untuk memastikan dia gak akan mengganggu jaringan," pungkas Eka.
(dna/dna)