Permintaan pasar apartemen sewa diperkirakan akan pulih secara bertahap seiring dengan kembalinya aktivitas bisnis serta datangnya ekspatriat ke Jakarta. Menurut Associate Director Research & Consultancy PT Leads Property Services Indonesia, Martin Hutapea, pasar apartemen sewa di Jakarta memang didominasi oleh ekspatriat.
Ia memaparkan, terdapat sekitar 100.000 ekspatriat di Indonesia, khusus di Jakarta ada sekitar 6.000-an ekspatriat. Hingga kuartal-III 2023, ada sekitar 10.000 unit pasokan apartemen sewa di Jakarta dengan rincian 48% ada di Central Business District (CBD) dan 52% berada di luar CBD atau outside CBD (OCBD).
"Seiring dengan kembalinya mereka dari negara masing-masing khususnya 2 tahun lalu, sudah mulai ada perbaikan. Tapi tetap ada pasokan baru jadi tetap rata-rata okupansi rate nya di 61%, pasokan sekitar 10.000 unit," ungkapnya dalam Konferensi Pers Jakarta Property Market Outlook 2024 di kantor Leads Property, Jakarta Selatan, dikutip Kamis (30/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harga rata-rata apartemen sewa di Jakarta US$ 21,3 atau sekitar Rp 330.796 (kurs Rp15.530) per meter persegi per bulan. Rinciannya, di kawasan CBD US$ 23,8 atau Rp 369.768 per meter persegi per bulan dan di OCBD US$ 15,8 atau Rp 245.476 per meter persegi per bulan.
Adapun, ke depannya Martin memperkirakan permintaan apartemen akan melonjak. Salah satu alasannya karena adanya tren bekerja dari mana saja alias remote working.
"Permintaan apartemen sewa akan melonjak tapi tidak signifikan, kemudian potensi tren digital nomad dan remote working itu ada. Paling besar komunitasnya ada di Bali sebenarnya. Permintaan mereka long stay, bisa sampai 3 bulan, 6 bulan, bahkan setahun," ungkapnya.
Selain itu, ia juga mengungkapkan peluang pasar apartemen sewa pada 2024, yaitu potensi fasilitas mixed-use. Apartemen dengan konsep mixed-use banyak dicari karena kelengkapan fasilitas.
"Peluangnya potensi fasilitas mixed use, namanya juga rental apartment ya jadi semua service harus ada dan di prefer adalah yang mixed use. Kemudian yang walking distance ke CBD itu lebih preferable, mereka suka jalan di negara mereka juga suka jalan," ujarnya.
(abr/dna)