Salah satu kelebihan produk properti selain fungsinya yang bisa digunakan untuk hunian dan lainnya juga bisa dijadikan instrumen investasi. Produk properti sebagai investasi memiliki keunggulan dari harganya yang selalu naik minimal sama dengan kenaikan inflasi. Itu yang menjadi dasar produk properti disebut kebal inflasi.
Produk properti di Indonesia juga selalu menarik karena pergerakan harga tanah maupun properti di atasnya yang hampir selalu lebih tinggi dibandingkan tingkat inflasi. Sebagai gambaran, wilayah Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada kurun tiga dekade terakhir atau tahun 1990 harga tanahnya hanya Rp 500 ribuan per meter persegi (m2). Bandingkan dengan saat ini yang harganya sudah mencapai Rp 25 juta/m2.
Ini artinya kenaikan harga di kawasan Kelapa Gading mencapai 5.000 persen dalam jangka waktu 30 tahun dan itu jauh lebih tinggi dibandingkan peningkatan inflasi untuk jangka waktu yang sama. Data inflasi periode tahun 1990 hingga 2023 naiknya mencapai 600 persen yang artinya grafik inflasi tidak bisa mengejar kenaikan harga tanah dan properti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Situasi ini menunjukkan kalau produk properti sangat tepat dan layak untuk dipilih menjadi investasi jangka panjang. Bahkan, di kalangan broker properti ada istilah populer yang menyebut: properti dijemur harganya akan tetap naik. Kekurangan dari properti hanya sifatnya yang tidak likuid atau tidak bisa segera menjadi dana tunai karena butuh proses untuk menjualnya.
Properti yang juga instrumen investasi ini umum terjadi di berbagai kawasan terlebih kawasan yang tengah berkembang. Di bagian timur Indonesia khususnya di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, harga properti khususnya rumah tapak (landed house) terus melambung beberapa tahun terakhir.
Berdasarkan indeks harga rumah yang dirilis Rumah123.com (99 Group Indonesia), sebanyak 11 kota dari 13 kota mengalami kenaikan harga tahunan dengan Kota Makassar kembali mencatatkan kenaikan harga tahunan tertinggi mencapai 10,2 persen. Menurut Business Improvement General Manager 99 Group Indonesia Shafirra Shikka Larasati, ada beberapa alasan yang membuat tingginya kenaikan properti di kota ini.
"Kota Makassar merupakan pusat kota dengan fasilitas komersial dan publik yang lengkap dan masih akan terus berkembang seiring pembangunan kotanya. Itu juga yang membuat banyaknya pengembang properti nasional yang masuk dan itu menjadi stimulus untuk perkembangan bisnis properti di kota ini," jelasnya.
Stimulus lainnya yang membuat kota ini semakin menarik antara lain pengembangan proyek infrastruktur. Diantaranya, pembangunan jalan tol Mamminasata (Makassar-Maros-Sunggunminasa-Takalar), Makassar New Port, hingga jalur kereta api Makassar-Parepare. Seluruh proyek infrastruktur ini akan semakin meningkatkan geliat perekonomian.
Kota Makassar juga memiliki daya tarik yang lain sehingga banyak investor yang masuk khususnya untuk sektor properti, pariwisata, hingga industri. Data Real Estat Indonesia (REI) menyebut, ketertarikan investor yang masuk ke kota ini naik hingga 19 persen dan itu mendorong orang untuk membeli properti di Makassar baik untuk dihuni, disewakan, maupun sekadar membeli untuk investasi.
Indikator yang baik ini membuat kalangan pengembang confident menggarap proyek propertinya di kota ini. Salah satunya township Summarecon Mutiara Makassar (SMM) hasil pengembangan PT Summarecon Agung Tbk yang mengonsep kawasan seluas 500 hektar untuk menjadi area hunian bertaraf internasional. SMM juga menandatangani kerjasama untuk mengembangkan dua cluster bersama Sumitomo Forestry (Singapore) Co., Ltd.
Menurut Executive Director Summarecon Agung Indra Widjaja Antono, hingga saat ini SMM telah mengembangkan empat klaster yang semuanya diserap pasar dengan baik di mana dua klaster telah diserahterimakan dan dihuni. Kawasannya dikembangkan untuk memenuhi standar hunian premium termasuk menerapkan teknologi tinggi hingga arsitektur bergaya Jepang.
"Perkembangan township yang kami pasarkan seiring dengan perkembangan pesat infrastruktur dan fasilitas di sekitarannya dan itu membuat produk residensial kami dicari untuk dihuni tapi juga instrumen investasi yang menarik. Kebanyakan masyarakat di Makassar sangat jeli melihat peluang bisnis dan itu sangat berpengaruh di proyek yang kami kembangkan," katanya.
(zlf/zlf)