Rumah Pocong Sumi jadi julukan yang melekat pada sebuah rumah di di Gang Soka, RT 09/ RW 02, Desa Jagalan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul berkat nuansa angker yang menyeruak dari rumah berbentuk bangunan tua bergaya arsitektur khas Eropa yang tak lain merupakan bangunan peninggalan masa penjajahan Belanda.
Bangunannya sendiri sudah berdiri sejak 1860-an silam. Atau bila dihitung, saat ini usianya sudah mencapai 163 tahun. Nama Sumi yang melekat pada julukan rumah itu berasal dari nama sesosok makluk halus yang dipercaya bersarang di rumah tersebut. Sosok tersebut bernama Mbah Sumi.
Terlepas dari cerita mistis yang lekat dengan bangunan ini, rumah cagar budaya yang bernama resmi Omah Indhise ini ternyata punya arsitektur yang menarik untuk diulas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dimulai dari bagian pagar yang dibangun dari struktur beton setinggi setengah meter berkelir putih dengan aksen warna hitam dengan pola batu bertumpuk di bagian tengahnya. Warna catnya sudah tampak pudar di sana-sini sehingga tampak beberapa bagian berwarna hitam.
Bagian gerbang untuk keluar masuk ke halaman rumah terbuat dari besi yang dikelir hijau dengan kombinasi warna kuning yang juga sudah mulai tampak lusuh.
Di bagian dalam pagar, tampak tanaman hijau tumbuh di sepanjang pagar terdiri dari jajaran pohon berjenis talas dan teh-tehan.
Masuk lebih ke dalam, tampak sebuah rumah lama bergaya arsitektur khas eropa tempo dulu yang bagian fasad bangunannya sebagian besarnya dikelir putih damun dengan nuansa sedikit lebih kuning seperti warna gading.
Ada deretan jendela yang dilengkapi daun jendela yang terbuat dari kayu dengan warna coklat alami yang sudah tampak lusuh dimakan usia.
Dalam catatan detikJogja dijelaskan, Omah Indhise merupakan rumah peninggalan zaman Belanda yang dibangun pada 1860. Nono, penjaga Omah Indhise, mengatakan orang pertama yang menempati rumah tersebut adalah pasangan suami istri Atmosudigdo.
"Beliau-beliau ini orang Jawa asli," tutur Nono kepada detikJogja, Senin (19/6/2023) lalu.
Pasangan Atmosudigdo memiliki lima orang anak yang salah satunya menjadi Menteri Agama pertama Republik Indonesia (RI), Mohammad Rasjidi. Rasjidi lahir pada 20 Mei 1915 dan dilantik sebagai Menag pada 3 Januari 1946.
Dua saudara Rasyidi tinggal di luar negeri dan dua lainnya tinggal di luar Jogja. Sedangkan Rasjidi tinggal di Jakarta sejak menjabat sebagai Menag.
"Dari tahun 1946 sampai sekarang, rumah ini tidak ditempati sama keluarga Bapak (Rasjidi)," ucap Nono.
Omah Indhise terbengkalai selama bertahun-tahun dan tertutup oleh pepohonan serta semak belukar. Usai Gempa Jogja 2006, Nono kemudian berinisiatif untuk membersihkan bangunan yang sudah berbentuk hutan tersebut.
Pada waktu yang sama, keluarga Rasjidi datang menilik Omah Indhise dan meminta Nono untuk merawat serta menjaga rumah itu sampai sekarang.
(dna/dna)