Di tanah Arab, rumah adalah tempat keramahan yang sangat dihormati dan dijunjung tinggi. Kebiasaan dan tradisi yang mewarnai tatanan rumah orang Arab seringkali mencerminkan nilai-nilai budaya yang mendalam. Salah satu tradisi yang paling mencolok adalah penggunaan ruang tamu tanpa kursi.
Hal ini menjadi keunikan sekaligus ciri khas rumah Arab yang punya bentuk kotak tanpa genteng. Pertanyaannya, mengapa tidak ada kursi di ruang tamu orang Arab?
Jawabannya berkaitan dengan aspek-aspek budaya, sejarah, dan hubungan sosial yang kuat di wilayah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keramahan Tanpa Batasan
Ruang tamu tanpa kursi adalah ekspresi dari keramahan yang tak terbatas dalam budaya Arab. Tuan rumah yang baik akan menyambut tamu mereka dengan membuka pintu rumah dan menawarkan tempat duduk di karpet atau permadani yang luas. Tidak adanya kursi yang berlapis kulit atau sofa memastikan bahwa semua tamu merasa selamat dan disambut tanpa memandang status sosial atau ekonomi mereka.
Ini adalah cara untuk menciptakan kesan kebersamaan yang mendalam dalam budaya Arab. Tradisi ini memiliki akar yang dalam dalam sejarah budaya Arab yang kaya. Seiring dengan bangkitnya peradaban Islam pada abad ke-7, ada penekanan pada kesederhanaan, persamaan, dan perasaan kebersamaan dalam masyarakat Muslim. Ini tercermin dalam praktik duduk bersila di lantai, yang menunjukkan bahwa semua orang, tanpa memandang status sosial, memiliki tempat yang setara dalam masyarakat.
Tradisi yang masih dilestarikan
Sementara beberapa rumah Arab telah mengadopsi kursi atau perabot modern, banyak keluarga tetap memegang tradisi ruang tamu tanpa kursi. Keterlibatan dalam tradisi ini adalah cara bagi banyak keluarga untuk merayakan identitas budaya mereka dan menghormati nilai-nilai keluarga dan komunitas. Ruang tamu tanpa kursi juga menciptakan peluang untuk merayakan seni dan estetika budaya, dengan dekorasi seperti seni kaligrafi, lukisan, dan hiasan dinding yang menciptakan nuansa yang indah dalam ruangan.
Ruang tamu tanpa kursi menciptakan ruang yang sederhana namun indah, di mana keramahan dan budaya berbaur dengan seni dan estetika. Meskipun modernisasi telah membawa perubahan dalam beberapa rumah, tradisi ini tetap menjadi ciri kuat dalam budaya Arab, mencerminkan keramahan, kekayaan budaya, dan keramahtamahan yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Penulis : Alan Izza Kusuma / tina.co.id
(zlf/zlf)