Dengan adanya TOD (Transit Oriented Development) diharapkan akan menjadi solusi untuk menciptakan Jakarta menjadi tempat menarik untuk bermukim, bekerja dan bermain untuk generasi muda. Namun, apakah Jakarta TOD sudah layak memenuhi kriteria tersebut?
Direktur Eksekutif Institut Properti Jakarta, Wendy Haryanto, membeberkan beberapa fakta mengapa Jakarta kurang diminati sebagai tempat tinggal generasi muda. Pertama, Jakarta mempunyai rasio harga properti dengan gaji yang tinggi. Dibandingkan Singapura dengan 15,5%, Jakarta di atasnya dengan angka 20,3%.
"(Rumah di) Jakarta sangat amat unaffordable ( tak terjangkau). Kita menabung duit segini, harga rumah sudah segitu. Tahun depannya udah nabung sekian harga rumahnya udah naik lagi. Rasio harga dengan gaji kita sudah lebih tinggi dari Singapura", Ujar Wendy saat menjadi pembicara di TOD Forum Jakarta, Selasa (31/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, pemerintah masih mensubsidi transportasi publik yang membuat biaya transportasi terjangkau. Imbasnya TOD yang sering dilewati transportasi publik punya harga properti lebih tinggi. Alhasil, rumah di daerah TOD kurang diminati oleh generasi muda.
"Pemerintah kita ini masih mensubsidi kita punya transportasi publik. Buat siapa yang disubsidi? Buat siapa? Pastinya ujung-ujungnya untuk masyarakat. Kita bicara lagi fakta, begitu ada moda transportasi lewat di depan properti pasti harga tanahnya naik", Pungkasnya
Wendy juga memberikan beberapa solusi agar membuat area TOD jadi tempat bermukim, bermain, bekerja untuk generasi muda. Salah satu yaitu dengan subsidi dan insentif.
"Subsidi terhadap orang-orang yang tinggal di TOD. Itu seharusnya mereka diberikan subsidi. Subsidi ini juga bermacam-macam dan yang paling gampang itu sebenarnya pajak. Insentif untuk yang nggak punya motor ataupun mobil tapi tinggal di TOD. Mereka juga perlu diberikan insentif untuk pembiayaan housing" Tegasnya.
Dia juga menambahkan solusi seperti tambahan lainnya seperti bebas pajak untuk operasi bisnis di daerah TOD serta fasilitas pendukung keluarga seperti fasilitas kesehatan yang memadai.
"Untuk operasi bisnis di daerah TOD, biaya sewa lebih mahal, listriknya lebih mahal. Bagaimana memberikan insentif supaya pengelola bisnis mau di TOD. Dan terakhir adalah fasilitas pendukung keluarga seperti healthcare (fasilitas kesehatan), Tambah Wendy.
Buat detikers yang punya permasalahan seputar rumah, tanah atau properti lain. Baik itu berkaitan dengan hukum, konstruksi, pembiayaan dan lainnya, tim detikProperti bisa bantu cari solusinya. Kirim pertanyaan Kamu via email ke tanya@detikproperti.com dengan subject 'Tanya detikProperti', nanti pertanyaan akan dijawab oleh pakar
(dna/dna)