Kasus sengketa kepemilikan lahan Hotel Sultan masih berlanjut hingga saat ini. Manajemen Hotel Sultan mengungkapkan, meski sedang kisruh soal kepemilikan lahan pihaknya belum melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada karyawannya dan masih tetap beroperasi hingga saat ini.
"Pasti juga ada dampaknya (ke karyawan). Belum sampai ke sana (PHK massal). Kita masih tetap operasional ya," kata Vice President Operation Hotel Sultan, I Nyoman Sarya kepada wartawan di Hotel Sultan, ditulis Sabtu (28/10/2023).
Adapun, Nyoman Sarya mengatakan, saat ini total karyawan ada sekitar 800 orang. Karyawan tersebut terdiri dari karyawan tetap, outsourcing, karyawan harian, maupun karyawan kontrak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengaku hanya menjalankan perintah dari atasan dan kuasa hukum PT Indobuildco untuk menjalankan operasional Hotel Sultan.
"Kita masih tetap operasional sambil melihat. Karena kami kan tugasnya di operasional, kami hanya berdasarkan arahan dari PT maupun dari kuasa hukum. Jadi kami waktu itu menanyakan ke kuasa hukum mengenai apakah kami tetap menerima booking-an? Tetap jalan. Makanya kami tetap menerima booking-an itu," ujar Nyoman.
Meski demikian, Nyoman Sarya mengungkapkan, semenjak adanya kisruh sengketa Hotel Sultan ini terdapat penurunan okupansi hotel. Penurunan okupansi sudah terasa sejak bulan Maret 2023, namun yang paling berdampak setelah pemasangan plang dan spanduk pada 4 Oktober 2023.
"Biasanya dari Agustus, September sampai 20 Desember akan ramai terus, jadi di September sudah bagus (okupansinya) terus di Oktober akan lebih bagus. Ternyata, itu menjadi drop karena tanggal 4 itu mulai banyak cancellation dan yang paling menantang itu adalah meng-convince klien," tuturnya.
Nyoman Sarya mengatakan, untuk tingkat okupansi Hotel Sultan berbeda setiap harinya. Namun, jika tidak ada acara di hotel, terlebih dengan adanya kasus ini, tingkat okupansinya bisa sampai di bawah 20%.
"Dengan tidak adanya event atau event cancel itu di bawah 20% (okupansinya), beda sekali dengan normal karena berita ini sangat mengganggu kita di samping itu juga karena akses," tambahnya.
(abr/zlf)