Krisis perumahan terjangkau sepertinya tak hanya dialami Indonesia. Bahkan, di Los Angeles, salah satu negara bagian di Amerika Serikat (AS), banyak warganya yang jadi tunawisma alias gelandangan.

Berbagai cara mereka lakukan untuk bertahan hidup dan mencari tempat berteduh. Colleen Megee misalnya, ia pindah ke RV bersama pacarnya, Alexander Spector, dan anjing mereka, Mimo, dua tahun lalu.

Seperti ribuan orang yang tidak mempunyai tempat tinggal lainnya di Los Angeles, mereka merasa tinggal di dalam kendaraan lebih aman daripada tidur di tenda atau di jalan.

"Pada tahun 2011, saya menjadi tunawisma karena saya tidak mampu membayar sewa dan akhirnya tinggal di tenda atau semak-semak atau apa pun. Lalu, saya naik RV dan itu lebih seperti rumah. Setidaknya ada tempat berlindung," kata pria berusia 37 tahun itu.

Rumah mobilnya adalah salah satu dari beberapa ratus rumah mobil lain yang diparkir di Forest Lawn Drive Burbank di seberang Warner Bros Studios. Meski cukup bisa diandalkan sebagai tempat tinggal, namun ia berharap kelak bisa melepas mobil karavan dan tinggal di apartemen yang lebih layak.

"Sekarang di rumah, tapi saya ingin berada di apartemen," katanya.

Colleen Megee dan pacarnya tentu bukan satu-satunya warga LA yang berjuang untuk mendapat tempat berteduh.

Hampir sepertiga penduduk California hidup dalam atau mendekati kemiskinan, dengan tingkat kemiskinan di Los Angeles County merupakan yang tertinggi di negara bagian tersebut, menurut Public Policy Institute of California.

Los Angeles merupakan salah satu kota dengan biaya perumahan tertinggi di AS karena persediaan perumahan yang terjangkau tidak mampu memenuhi permintaan.

Namun, tinggal di mobil karavan atau RV ternyata memicu masalah baru. Menurut Anggota Dewan Kota Los Angeles Traci Park, ribuan kendaraan yang diparkir telah membuat para tetangga jengkel.

"Kami berada di luar salah satu sekolah lokal kami, dan Anda dapat melihat ada RV. Mereka telah parkir di sini tanpa bergerak selama bertahun-tahun," kata Park, yang berasal dari lingkungan populer di Venesia.

"Barang-barang mereka menghalangi trotoar dan, Anda tahu, keluarga dengan anak-anak harus dapat mengakses area ini untuk pergi ke sekolah."

Dia menyebut skala masalahnya "sangat besar". Perkiraan mengenai berapa banyak orang yang tinggal di dalam kendaraan berbeda-beda, namun sebagian besar setuju bahwa angkanya setidaknya beberapa ribu.