Pernah nggak sih kamu membayangkan bagaimana jadinya jika rumah kamu dibangun dengan potongan-potongan Lego raksasa? Kamu mungkin berpikir bahwa di dunia ini akan jauh lebih mudah dan sangat menikmati bagi pembangunan jika membuat rumah hanya dengan memasang dan bongkar mainan balok, bukan?

ternyata beberapa orang telah mencoba untuk membuat bangunan mereka memakai balok Lego, lho. Lantas, apakah balok Lego cukup kuat untuk dibuat bangun rumah nggak sih?

Dikutip dari Popular Mechanics, Jumat (20/10/2023), ada musim panas 2009, banyak sukarelawan sekitar empat ribu berbondong-bondong ke Dorking daerah Inggris untuk membantu seorang mantan pembawa acara Top Gear, James May untuk mewujudkan impiannya sejak kecil yakni membangun rumah sungguhan dari balok lego. Rumah ini selesai dalam waktu kurang lebih satu bulan dan terdapat lebih dari 3,5 juta balok plastik diubah menjadi rumah dua lantai lengkap dengan perabotan Lego dan didesain oleh arsitektur asal london, Barnaby Gunning, yan mengatakan bahwa batu balok Lego dibuat dengan presisi yang sempurna.

Bangunan Lego milik James May yang telah dibangun dengan bantuan sukarelawan dijuluki sebagai rumah dari batu bata yang saling bertautan oleh Guinness World Records.Selain itu, salah satu pembangunan yang mencoba memakai balok lego adalah model Tower Bridge yang dibuat oleh Land Rover pada tahun 2016. Jembatan ini bahkan cukup kokoh untuk dilalui SUV-nya. Pada tahun 2018, sebuah tim dari Australia bahkan juga membuat karavan kemah dari Lego.

Namun, jika rumah, jembatan, dan tempat berkemah bisa dibangun dengan Lego. Mengapa dunia tidak banyak membangun bangunan terbuat dari balok-balok Lego saja?

Balok atau batu bata Lego terbuat dari plastik keras yang disebut acrylonitrile butadiene styrene (ABS) yang memiliki toleransi produksi sekitar 0,01 mm dan memiliki bata ini andal dan efisien untuk menjadikannya sebagai bahan konstruksi. ABS memiliki tekstur yang semi luntur dan memungkinkan batu bata dipasang memakai sambungan yang memiliki cara bergantungan pada gesekan yang disebut dengan snap fit.

Snap fit ini merupakan gesekan antara tiang atas sebuah batu bata dan tabung pada bagian dalam batu bata di atasnya untuk menyatukan setiap potongan tetapi tidak terlalu kuat, sehingga mungkin bisa dipisahkan.

Bayangkan jika menara langit dibangun dengan balok Lego. Struktur, kumpulan, kompresi, tekanan dan pergeseran merupakan faktor oleh beban-beban berbeda yang membangun struktur tersebut. Beban ini harus bisa mempertimbangkan berat dan kekuatan pada material bangunan, akumulasi dari salju di atap rumah, angin kencang, atau guncangan gempa bumi.

Para peneliti di Inggris dari The Open University menguji kekuatan dari batu bata lego yang berukuran 2x2 memakai mesin press hidrolik pada tahun 2012. Batu bata ini menahan kekuatan seberat 950 pon dan secara teori hanya bisa mampu membuat menara yang tingginya hanya lebih dari dua mili karena dari ketahanan kekuatan tersebut, balok ini hanya bisa bertahan menopang sekitar 375 ribu balok.

Balok-balok ini memiliki keahlian menahan tekanan pergeseran karena desain Stud-and-tube pada Lego, yakni potongan balok saling mengunci dan bisa buat pembangunan tidak tergelincir dari sisi ke sisi. Namun, kelemahan dari struktur balok tersebut adalah adanya tekanan tarikan yang dapat membuat balok tersebut terpisah-pisah dan meruntuhkan struktur bangunan.

Seorang insinyur mesin dan profesor emeritus dari Akademi Militer AS di West Point, Stephen Ressler, mengatakan bahwa pergesekan potongan balok ini tidak cukup untuk menahan bencana ekstrim seperti gempa bumi atau angin topan yang ekstrim. Oleh karena itu, menara langit dari balok Lego kemungkinan tidak bisa terwujud karena alasan tersebut.