BP Tapera memiliki visi untuk mewujudkan kepemilikan rumah bagi seluruh peserta MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) dengan berlandaskan gotong royong. Peserta MBR yakni pekerja aktif yang memiliki penghasilan maksimal 8 juta rupiah.
Namun, bagaimana untuk pekerja yang berpenghasilan tanggung? Dalam hal ini, BP Tapera terus berusaha mendorong mereka untuk memiliki Tapera.
Komisioner BP Tapera, Adi Setianto mengatakan, "Dari hasil koordinasi yang mengundang komunitas asosiasi katakan tukang cukur, gojek, grab itu sekitar 400 ribuan tapi nggak semua bankable. Kita fokusnya ke yang nggak bankable. Untuk yang penghasilannya harian itu bisa nabung ke BTN dengan Tapera," Tutur Adi saat talkshow yang dihadiri oleh detikcom, Sabtu (07/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu pengamat ekonomi, Sunarsip, mengusulkan untuk pembuat kebijakan Tapera mengubah sistem penerimaan manfaat. Hal ini agar anggota yang punya penghasilan tanggung bisa ikut pembiayaan rumah Tapera.
"Mau nggak semua sistem penerimaan manfaat Tapera harus diubah. Memang difokuskan untuk MBR dengan bunga 5%. Tapi, nggak semua peserta Tapera MBR. Bagaimana yang penghasilan yang delapan juta setengah? Karena susah juga untuk yang berpenghasilan tersebut membayar dengan bunga komersial. Makanya saya usulkan kriteria penerima manfaat dibikin berjenjang," Pungkas Sunarsip.
Sunarsip juga menambahkan, dengan sistem berjenjang ini akan membuat peserta yang memiliki penghasilan di atas 8 juta dikenakan tingkat suku bunga yang lebih tinggi. Namun, mereka juga akan mendapatkan benefit yang lebih banyak.
"Yang 8 juta tetap bisa menerima dengan bunga 5 persen tetapi yang diatas 8 juta juga bisa dapat memanfaat dengan tingkat suku bunga yang lebih tinggi. Nggak apa-apa kan tetap masih di bawah market. Maksimal sampai market," Tambah Sunarsip.
Menjadi peserta Tapera juga mendapatkan benefit lebih seperti pembiayaan rumah yang lebih terjamin daripada pembiayaan komersial seperti lewat bank.
"Mereka ( peserta Tapera) akan lebih terjamin dibandingkan masuk ke sistem komersial atau pembiayaan perbankan murni. Itu sudah memberi rasa aman dan benefit lebih kalau saya jadi peserta Tapera," Ujar Sunarsip.
Sunarsip juga yakin memperluas pemberian manfaat dibuat berjenjang akan semakin banyak pekerja yang mau jadi peserta Tapera.
"Diperluas pemberian manfaatnya tidak hanya sekedar hanya level 8 juta tapi juga bisa dibikin berjenjang sesuai kapasitas dan nantinya ujungnya yang paling tinggi nanti juga akan mendapatkan beban lebih besar pula. Kalau konsep ini bisa jalan wah...makin banyak pekerja mau jadi anggota peserta Tapera," Tegas Sunarsip.
(dna/dna)