Dalam beberapa tahun terakhir ini, rumah tangga di Amerika Serikat mengalami kesulitan karena biaya hidup yang naik. Biaya hidup yang naik juga berdampak pada kenaikan harga rumah.
Banyak yang terdampak karena hal itu. Bahkan ada satu keluarga yang frustasi dan memutuskan untuk pergi dan pindah ke sebuah kota kecil di Italia.
Dikutip dari CNN Travel, Jumat (6/10/2023), pasangan asal Prescott, Arizona, Chris dan Jennifer Tidroski membeli rumah kecil di desa Italia yang berpenduduk sedikit, setelah meninggalkan negara asalnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada tahun 2021, mereka membeli rumah di Desa Latronico, Italia Selatan bagian Basilicata, yakni di distrik bersejarah desa tersebut dengan harga 26 ribu euro atau setara dengan sekitar Rp 409 Juta dan telah menghabiskan biaya tambahan untuk renovasi sebesar 50 ribu euro atau setara dengan sekitar Rp 786 Juta.
"Tujuan kami adalah untuk pindah sekitar tahun depan segera setelah rumah siap dan kami mendapatkan visa, bersama dengan putri kami yang berusia tujuh tahun, Lidia. Kami menginginkan masa depan yang lebih cerah," ucap Chris Tidroski, mantan ahli osteopati berusia 49 tahun yang kini mengajar bowling.
Alasan pasangan ini pindah dikarenakan biaya hidup AS sudah mulai terlalu tinggi, bahkan untuk layanan kesehatan. Melihat kondisi tersebut, pasangan ini tidak berpikir bahwa keadaan akan membaik karena keduanya telah melihat adanya kenaikan biaya terus menerus dalam satu dekade terakhir. Salah satu alasan lainnya adalah karena polarisasi politik di AS menjadi faktor penyebab mereka pindah ke Italia.
Untungnya, kakek buyut Chris merupakan seorang imigran Italia yang tinggal di sebuah desa dekat Latronica dan kemudian pindah ke AS pada akhir tahun 1800-an. Akhirnya pasangan ini pun pindah kembali ke italia.
Kepindahannya ini berjalan dengan lancar setelah mereka melihat beberapa properti di kota tersebut dan akhirnya menandatangani dokumen. Mereka akhirnya memilih rumah dengan kamar tidur berukuran 125 meter persegi serta dilengkapi dengan sebidang tanah yang bisa diakses dengan mobil lama. Mereka akhirnya menambah lantai dan merenovasi bagian seperti dapur, ruang makan, kamar mandi, dan kamar tidur. Mereka juga renovasi beberapa seperti genteng, pemanas, AC, mengecat ulang dan sebagainya. Pekerjaan renovasi yang mereka lakukan ini membutuhkan waktu lama karena kurangnya kontraktor disini.
Selama tiga tahun terakhir, rumah tangga di Italia telah menerima kredit pajak yang disetujui pemerintah untuk perbaikan lingkungan hingga 110%, oleh karena itu di negeri ini muncul fenomena renovasi gila-gilaan.
Meskipun proses renovasi ini punya biayanya sedikit mahal dari perkiraan mereka, keluarga ini lebih merasa tidak membeli rumah serupa di AS. Keluarga ini menjual rumah mereka di Arizona dan sementara tinggal di kondominium sementara bersiap untuk pindah ke Latronico.
Proses kepindahan ini tidak bisa dibilang sederhana. Kendala utama pasangan ini biasanya seperti proses visa dan kendala bahasa. Mereka mengalami kesulitan untuk mendapatkan visa tinggal elektif (Elective Residence Visa) , sebuah izin tinggal jangka panjang yang dirancang untuk warga negara non-Uni Eropa, yang mengajukan permohonan sebagai pasangan untuk punya pendapatan "pasif" sebesar 38 ribu euro setara dengan sekitar Rp 597 Juta per tahun.
Baru-baru ini pasangan ini memulai pencarian untuk membuktikan asal usul Basilicata dengan bantuan wakil walikota yakni Vincenzo Castellano untuk memproses pengajuan permohonan kewarganegaraan Italia berdasarkan keturunan. Chris mengumpulkan dokumen penting tentang leluhurnya dan mencari tahu akta kelahiran kakek buyutnya dari kantor pendaftaran daerah untuk mendapatkan korelasi darah asalnya. Di masa lalu, tidak ada kantor pencatatan di Italia, sehingga akta kelahiran yang lebih tua biasanya ditemukan di paroki, biara, dan biara.
Meskipun orang Amerika yang memiliki rumah di Italia dan tidak memenuhi persyaratan visa cenderung bolak-balik ke AS untuk memenuhi aturan tinggal 90 hari, keluarga tersebut berharap untuk tinggal di Latronico secara permanen. Makanya, Chris mencari cara untuk mengklaim garis keturunannya.
"Saran saya kepada orang-orang yang ingin pindah ke Italia adalah pastikan Kamu sudah mengetahui cara mendapatkan kewarganegaraan dan visa, hal itulah yang mungkin menghambat Kamu, sebelum membeli rumah, buatlah rencana, pertimbangkan berbagai opsi untuk menghindari masalah yang membingungkan," ucap Christ
Terlepas dari kemunduran yang mereka hadapi, pasangan ini pada akhirnya merasa puas dengan mengatakan bahwa mereka telah sepenuhnya tinggal di Latronico dan berharap secara resmi bisa memulai awal hidup baru di kota tersebut, tidak peduli berapa lama pun waktu yang dibutuhkan.
(zlf/zlf)