Tim Kuasa Hukum Pusat Pengelolaan Kawasan Gelora Bung Karno (PPKGBK) dari Assegaf Hamzah & Partners Chandra Hamzah menuturkan bahwa lahan yang ditempati oleh Hotel Sultan yang dikelola oleh PT Indobuildco harus segera dikosongkan. Sebab, masa Hak Guna Bangunan (HGB) milik PT Indobuildco, HGB No. 26/Gelora dan HGB No. 27/Gelora sudah habis pada bulan Maret dan April 2023.

Kala itu, Chandra mengatakan, apabila pihak PT Indobuildco sudah menunjukkan itikad baik untuk mengosongkan lahan, maka pihak PPKGBK bersedia untuk berdiskusi terkait teknis pengosongan lahan.

"Yang penting adalah sepakatnya Indobuildco bahwa itu (lahan) dikosongkan. Kalau itu sudah sepakat, masalah ini bisa dibicarakan, bisa didiskusikan. Jangan terjebak masalah teknis (pengosongan lahan)," papar Chandra dalam Media Briefing Optimalisasi Aset Negara di Kawasan GBK, di Gedung PPKGBK, Jakarta (29/9/2023) lalu.

"Kita minta Indobuildco mengosongkan, bukan kita yang mengosongkan. Bagaimana cara mereka mengosongkan? Sepanjang mereka sepakat untuk mengosongkan, kita bisa bicarakan. Jadi kita minta mereka mengosongkan, bukan kita yang mengosongkan," kata Chandra.

Akses Jalan Masuk Hotel Sultan Ditutup

Di sisi lain, akses jalan masuk Hotel Sultan dari arah Jl. Jenderal Sudirman dan Jl. Gatot Subroto kini sudah tertutup.Tim Kuasa Hukum Pusat Pengelolaan Kawasan Gelora Bung Karno (PPKGBK) Chandra Hamzah dari Assegaf Hamzah & Partners buka suara terkait penutupan jalan tersebut.

Chandra mengatakan, akses jalan masuk Hotel Sultan tidak termasuk dalam HGB No. 26/Gelora dan HGB No. 27/Gelora, melainkan dari perjanjian lainnya. Perjanjian itu, kata Chandra, sudah berakhir sejak 2018 silam.

"Ada perjanjian lain antara PPKGBK dan Indobuildco untuk penggunaan akses jalan masuk melalui yang kita sebut jalur 5. Itu masuknya itu kalau dari Jalan Jenderal Sudirman itu sebelah Semanggi, sebelah kiri, nah itu tidak masuk HGB 26 HGB 27," tuturnya.

"Jalan di samping JCC, itu juga nggak masuk (HGB) 26-27. Itu perjanjian terpisah. Perjanjian itu sudah berakhir," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Vice President Operation Hotel Sultan Jakarta Nyoman Sarya menuturkan, semenjak terjadinya sengketa lahan ini, operasional Hotel Sultan sedikit terganggu. Misalnya, mengalami penurunan jumlah pengunjung hingga adanya penutupan akses jalan masuk.

Selain penurunan jumlah pengunjung atau tamu, Nyoman juga menjelaskan bahwa saat ini ada kesulitan bagi supplier maupun calon tamu untuk mengakses area hotel. Ini terjadi lantaran akses dari sisi Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Jenderal Gatot Soebroto yang sudah ditutup.

"Dampak yang juga terasa adalah penutupan akses di depan hotel. Dimana itu menjadi akses utama. Baik dari Sudirman maupun dari Gatot Soebroto," jelasnya.

"Nah ini tentu sangat mempengaruhi operasional kami. Dimana kami harus memberikan penjelasan-penjelasan kepada supplier dan customer kami. Karena memang ada kerumitan untuk masuk ke Hotel Sultan ini," sambung dia.

Berkenaan dengan penutupan akses, Nyoman mengatakan bahwa pihak operasional hotel sudah bersurat kepada PPKGBK agar akses tersebut kembali dibuka.

"Kami sudah mengirimkan surat juga dari operasional hotel kepada PPKGBK, memohon agar akses tersebut bisa dibuka, namun ternyata surat tersebut belum mendapat tanggapan. Hingga hari ini akses tersebut masih ditutup sehingga betul-betul menyulitkan operasional kami," jelasnya lagi.