Pengembang asal China, Evergrande dikabarkan menjual kapal pesiar atau superyacht mewahnya awal tahun ini seharga US$ 32 juta atau sekitar Rp 495,6 miliar (kurs Rp 15.488). Hal ini tentunya semakin menyusutkan aset luar negeri Evergrande karena krisis uang tunai yang memburuk ditambah menyusun rencana perombakan utang.
Evergrande menjual superyacht, Event, sepanjang 60 meter seharga US$ 32 juta sebagai bagian dari proses penjualan aset non-inti, kata dua sumber yang mengetahui masalah tersebut, yang menolak disebutkan namanya karena informasinya belum bersifat publik. Sumber ketiga yang mengetahui masalah tersebut membenarkan penjualan kapal pesiar tersebut.
Adapun, para pemegang obligasi luar negeri Evergrande diperkirakan akan mempertajam fokus pada aset luar negeri karena rencana restrukturisasi utang pengembang raksasa China itu gagal. Hal itu karena, saat ini pendiri Evergrande, Hui Ka Yan, sedang diselidiki atas dugaan "kejahatan ilegal".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan pendirinya yang sedang diselidiki, para analis dan investor pun mempertanyakan siapa yang akan menjalankan operasi Evergrande dan apa yang akan terjadi dengan rencana restrukturisasi utang luar negeri.
Dikutip dari Reuters, Sabtu (30/9/2023), proses restrukturisasi utang menjadi semakin rumit pada minggu ini setelah Evergrande mengatakan pihaknya tidak dapat menerbitkan utang baru karena penyelidikan terhadap unit utamanya di China. Para analis mengatakan, penundaan restrukturisasi utang meningkatkan risiko perusahaan dilikuidasi.
Jika dibandingkan dengan total kewajiban luar negeri senilai US$ 31,7 miliar atau sekitar Rp 490 triliun, Evergrande memiliki aset di luar China yang lebih sedikit. Penjualan kapal superyacht ini berarti kreditor asing perusahaan memiliki lebih sedikit pilihan dalam potensi proses likuidasi.
Kapal superyacht, Event, didaftarkan atas nama Evergrande. Hal itu berarti dana yang didapatkan akan dikembalikan kepada pengembang, yang sebagian aset perusahaannya dan aset luar negeri pendirinya telah didivestasi atau disita oleh pemberi pinjaman karena gagal bayar pinjaman.
Adapun, Event, dikirimkan pada tahun 2013 dan dianugerahi Penghargaan Superyacht Dunia pada 2014, menurut situs web pabrikan Belanda, Amels. Diperkirakan, Event bernilai US$ 60 Juta dalam dua tahun terakhir berdasarkan beberapa laporan media China.
Diketahui, jet pribadi Boeing milik Evergrande juga dijual pada Juli tahun lalu dengan nilai US$ 100 juta. Namun, Evergrande tidak menanggapi permintaan komentar mengenai penjualan jet tersebut.
Pada 2021, Evergrande menjual dua jet Gulfstream. Di sisi lain, Wall Street Journal melapaporkan pada akhir 2021 Evergrande mengumpulkan lebih dari US$ 50 juta dengan menjual dua jet pribadinya kepada investor pesawat Amerika Serikat.
Pemberi pinjaman kantor pusat Evergrande di Hong Kong menunjuk penerima pada bulan September 2022 untuk menyita gedung tersebut dan melelangnya untuk dijual. Properti tersebut ditaksir sekitar 8-9 miliar dolar Hong Kong pada saat itu.
"Kemampuan pemegang obligasi asing untuk mendapatkan aset (luar negeri) ini merupakan fungsi dari tuntutan hukum - apakah dia (Pimpinan Hui) telah menjanjikannya?" kata salah satu sumber yang terlibat dalam proses hukum Evergrande, dikutip dari Reuters.
Sebagai informasi, Evergrande adalah pengembang yang paling banyak berhutang di dunia dengan total kewajiban lebih dari $300 miliar. Krisis keuangan yang pertama kali diketahui publik pada tahun 2021, telah membebani perekonomian China dan juga pasar global.
Setelah gagal bayar obligasi dolarnya pada akhir tahun 2021, Evergrande sedang dalam proses meminta persetujuan para kreditor atas proposalnya untuk merestrukturisasi utang luar negeri senilai US$ 31,7 miliar, yang mencakup obligasi, jaminan, dan kewajiban pembelian kembali.
(abr/zlf)