Kenapa Suku Korowai di Pedalaman Papua Tinggal di Rumah Pohon?

Kenapa Suku Korowai di Pedalaman Papua Tinggal di Rumah Pohon?

Dian Saputra - detikProperti
Rabu, 27 Sep 2023 19:26 WIB
Aerial view of a small village of the Korowai people in a clearing in the tropical rainforest of Newguinea. 

The Korowai people (sometimes also called Kolufu) are living at the Indonesian part of the island of Newguinea (West Papua). The Korowai are still living very isolated as hunter-gatherers and are famous for their tree houses. The first contact between Korowai and Westerners is documented only in 1974.
Foto: (iStock)
Jakarta -

Korowai merupakan suku terasing yang hidup di pedalaman hutan Papua. Selain tidak tersentuh oleh modernitas zaman, suku ini memiliki keunikan lainnya, yaitu tinggal di rumah pohon. Kok bisa?

Melansir Adventure Indonesia, Rabu (27/9/2023), suku Korowai membangun rumah-rumah mereka di atas ketinggian 8 hingga 15 meter. Bahkan, ada juga rumah yang dibangun hingga 45 meter di atas pohon yang tinggi.

Suku Korowai biasanya menggunakan pohon beringin sebagai tiang penyangga rumah. Sementara itu, struktur rumah dibangun dengan ranting pohon, rotan, dan kulit pohon sagu. Rumah ini dibangun tanpa paku, hanya mengikat struktur tersebut dengan tali rotan yang mereka buat sendiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rumah pohon ini biasanya dapat bertahan selama tiga hingga lima tahun. Pembangunannya dilakukan oleh para pria suku Korowai dan memakan waktu sekitar tiga hari. Untuk keamanan, rumah ini dilengkapi dengan pembatas kayu. Untuk masuk ke rumah, suku Korowai menggunakan tangga gantung yang memanjang dari atas pohon.

Lantas, mengapa suku Korowai memilih untuk tinggal di rumah pohon?

Konon, suku Korowai membangun rumah mereka di pohon yang tinggi agar terhindar dari serangan iblis. Melansir detikTravel, Rabu (27/9/2023), suku Korowai meyakini bahwa wujud iblis tersebut menyerupai mayat hidup yang berkeliaran pada malam hari untuk mencari keluarga mereka.

ADVERTISEMENT

Namun, lebih dari itu, rumah pohon tersebut dapat melindungi suku Korowai dari serangga dan binatang buas. Selain itu, rumah pohon yang tinggi ini dapat membuat suku Korowai merasa jauh lebih aman dari serangan musuh.

Rumah pohon suku Korowai tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga simbol hubungan sosial di antara mereka. Struktur rumah ini mencerminkan hubungan antaranggota keluarga. Sebuah rumah seringkali tidak hanya ditempati oleh pasangan suami-istri dan anak-anak mereka, tetapi juga oleh saudara mereka beserta keluarga.

Dalam kehidupan sehari-hari, rumah menjadi tempat berlindung dari angin dan hujan. Namun, rumah juga menjadi tempat yang menciptakan kualitas hubungan sosial yang istimewa antara anggota komunitas Korowai. Mereka sering membagi tempat tinggal antara beberapa rumah, yang melibatkan hampir semua anggota keluarga. Ini menciptakan rasa pemisahan yang penting dalam struktur sosial mereka.

Buat detikers yang punya permasalahan seputar rumah, tanah atau properti lain, tim detikProperti bisa bantu cari solusinya. Kirim pertanyaan kamu vie email ke redaksi@detikproperti.com dengan subject 'Tanya detikProperti', nanti pertanyaan akan dijawab oleh pakar.

(dna/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads