Sekelompok besar kreditor luar negeri dari China Evergrande Group berencana untuk bergabung dalam petisi pengadilan untuk melikuidasi pengembang raksasa tersebut.
Langkah tersebut akan diambil jika Evergrande tidak mengajukan rencana perombakan utang baru pada bulan depan, kata dua sumber yang mengetahui masalah tersebut seperti dikutip dari Reuters, Rabu (27/9/2023).
Kelompok kreditur yang berencana bergabung dalam petisi tersebut memegang sebagian besar obligasi luar negeri Evergrande. Jika langkah itu jadi diambil maka akan menambah bobot petisi yang diajukan terhadap pengembang oleh investor di pengadilan Hong Kong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencana restrukturisasi utang luar negeri Evergrande, yang diumumkan pada bulan Maret, berada dalam ketidakpastian setelah pengembang tersebut mengatakan pada hari Minggu bahwa pihaknya tidak dapat menerbitkan utang baru karena penyelidikan peraturan yang sedang berlangsung terhadap unit utamanya di China.
Meningkatnya gejolak di sektor properti Tiongkok yang sarat utang mengancam akan melemahkan upaya Beijing untuk mengembalikan perekonomian yang terpuruk ke kondisi yang lebih kokoh, dan meningkatkan kekhawatiran di kalangan investor akan dampak buruknya terhadap sistem perbankan negara tersebut.
Evergrande sedang dalam proses meminta persetujuan kreditor atas proposalnya untuk merestrukturisasi utang luar negeri senilai US$ 31,7 miliar, yang mencakup obligasi, jaminan, dan kewajiban pembelian kembali.
Berdasarkan rencana tersebut, Evergrande, yang merupakan contoh krisis sektor properti China, telah mengusulkan berbagai opsi kepada kreditor luar negeri, termasuk menukar sebagian kepemilikan utang mereka menjadi obligasi baru dengan jangka waktu 10 hingga 12 tahun.
(dna/dna)