Krisis properti di China tampaknya lebih serius dari yang diperkirakan sebelumnya. Para pengembang yang tengah mengalami krisis utang diramal tak akan bisa membayar utangnya lantaran rumah-rumah yang mereka bangun tak akan pernah terisi.
Mengutip Reuters, Senin (25/9/2023), pada akhir Agustus, total luas lantai rumah yang tidak terjual mencapai 648 juta meter persegi (7 miliar kaki persegi), menurut data terbaru dari Biro Statistik Nasional (NBS).
Jumlah tersebut setara dengan 7,2 juta rumah, menurut perhitungan Reuters, berdasarkan rata-rata ukuran rumah sebesar 90 meter persegi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Itu belum termasuk sejumlah proyek perumahan yang telah terjual namun belum selesai karena masalah arus kas, atau beberapa rumah yang dibeli oleh spekulan pada kenaikan pasar terakhir di tahun 2016 yang masih kosong, yang secara keseluruhan merupakan sebagian besar rumah yang tidak terpakai.
"Berapa banyak rumah kosong yang ada saat ini? Masing-masing ahli memberikan angka yang berbeda-beda, dan yang paling ekstrem percaya bahwa jumlah rumah kosong saat ini cukup untuk 3 miliar orang," kata He Keng, 81, mantan wakil kepala biro statistik.
Dengan jumlah itu, maka sebagian rumah atau apartemen yang sudah terbangun tak akan pernah terisi meskipun seluruh populasi China dikerahkan.
"Perkiraan itu mungkin agak berlebihan, tetapi 1,4 miliar orang mungkin tidak dapat memenuhinya," katanya di sebuah forum di kota Dongguan, Tiongkok selatan, menurut sebuah video yang dirilis oleh media resmi China News Service.
Pandangan negatifnya terhadap sektor yang penting secara ekonomi di forum publik sangat kontras dengan narasi resmi yang mengatakan bahwa perekonomian Tiongkok memiliki ketahanan yang baik.
"Segala macam komentar yang meramalkan keruntuhan perekonomian Tiongkok terus muncul sesekali, namun yang runtuh adalah retorika, bukan perekonomian Tiongkok," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri pada konferensi pers baru-baru ini.
(dna/dna)