Pembangunan rumah di Amerika Serikat (AS) mencapai titik terendah dalam lebih dari tiga tahun pada Agustus lalu. Penurunan tajam ini terjadi seiring dengan kenaikan suku bunga KPR yang memengaruhi permintaan akan perumahan.
Meski demikian, lonjakan izin pembangunan menunjukkan bahwa konstruksi baru masih didukung oleh kekurangan rumah bekas di pasar.
Melansir Reuters, Kamis (21/9/2023), data yang dilaporkan oleh Departemen Perdagangan AS pada bulan Agustus menunjukkan bahwa housing starts (pembangunan rumah baru) turun sebesar 11,3% menjadi tingkat tahunan disesuaikan secara musiman sebanyak 1,283 juta unit. Ini merupakan level terendah sejak Juni 2020.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penurunan ini terjadi di seluruh sektor pembangunan rumah. Sementara itu, data pada bulan Juli juga direvisi. Data tersebut menunjukkan bahwa pembangunan rumah baru sebenarnya mengalami peningkatan hingga 1,447 juta unit, meskipun sebelumnya dilaporkan sebanyak 1,452 juta unit.
Menurut para ekonom yang disurvei oleh Reuters, perkiraan sebelumnya mengindikasikan bahwa pembangunan rumah baru akan turun menjadi 1,440 juta unit.
Pembangunan rumah tipe single-family, yang berkontribusi besar dalam penurunan angka ini anjlok hingga 4,3% menjadi 941,000 unit pada bulan lalu. Penurunan ini terjadi di Timur Laut dan Barat Tengah, serta anjlok sebesar 26,9% di Barat, yang merupakan dampak dari Badai Hilary. Sementara itu, di wilayah Selatan yang padat penduduk, pembangunan rumah tipe single-family mengalami kenaikan.
Meskipun pembangunan rumah mengalami penurunan, permintaan untuk konstruksi baru tetap tinggi karena kekurangan rumah bekas di pasar. Hal ini telah mendorong pembangunan rumah baru sepanjang tahun ini dan memberikan dukungan bagi pasar perumahan. Namun, lonjakan suku bunga KPR, yang saat ini mencapai tingkat tertinggi sejak Maret 2002 dengan suku bunga tetap 30 tahun sekitar 7,18%, telah membuat sebagian pembeli menjadi kurang tertarik.
Sentimen di kalangan pembangun rumah juga ikut menurun. Survei pada bulan September menunjukkan bahwa Indeks Pasar Perumahan Asosiasi Nasional Pembangunan Rumah/Wells Fargo turun di bawah level 50 untuk pertama kalinya dalam lima bulan. Hal ini menandakan bahwa penambahan jumlah pembangun yang melaporkan bahwa mereka memotong harga dan menawarkan insentif untuk menarik pembeli.
Namun, terdapat indikasi positif dalam data izin pembangunan. Izin untuk pembangunan rumah di masa depan melonjak sebesar 6,9% menjadi 1,543 juta unit, tertinggi sejak Oktober 2022. Ini menunjukkan bahwa konstruksi baru masih diharapkan akan berlanjut meskipun adanya tantangan kenaikan suku bunga.
Sementara pembangunan rumah baru mencatat penurunan pada bulan Agustus, beberapa ekonom memproyeksikan adanya rebound dalam pembangunan rumah pada bulan September. Namun, kondisi keuangan yang lebih ketat dan stok perumahan multifamily yang besar dalam pembangunan turut memperlambat aktivitas konstruksi.
Meskipun demikian, kekurangan pasokan rumah bekas di pasar terus memberikan dorongan bagi pembangunan rumah baru. Para agen real estat memperkirakan bahwa pembangunan rumah baru dan tingkat penyelesaian haru berkisar antara 1,5 juta hingga 1,6 juta unit per bulan untuk mengisi kesenjangan persediaan.
Pasar perumahan AS terus menghadapi tantangan, tetapi kekurangan pasokan rumah bekas tetap menjadi faktor utama yang mendukung konstruksi baru. Sementara suku bunga KPR yang tinggi menjadi hambatan, para ekonom memantau perkembangan pasar dengan harapan adanya perbaikan di bulan-bulan mendatang.
(dna/dna)