Baru-baru ini, warga Kampung Nagrog, Desa Pengasinan, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dihebohkan dengan air sumur yang diduga tercampur bensin. Hal tersebut terjadi pada beberapa rumah yang lokasinya memang dekat dengan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Penelusuran detikcom di lokasi, rumah warga terdampak memang berada di belakang SPBU. Rumah yang terdampak terletak di pinggir jalan belakang SPBU hingga ke belakangnya.
Salah satunya adalah rumah Bu Neneng yang rumahnya persis di belakang SPBU. Di rumah Bu Neneng terdapat warung makan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Airnya memang bening tetapi ada rasa licin. Selain itu, airnya juga agak berbau BBM.
"Kalau bau airnya memang sudah agak lama, sudah sempat ganti sumur juga, tadinya di belakang rumah sekarang di samping. Baunya sempat hilang, tapi nggak tahu kenapa sekarang bau lagi. (Bau bensin?) iya," kata Bu Neneng sembari mengulek bumbu kacang untuk gado-gado, kepada detikcom, Selasa (12/9/2023).
"Kalau pagi nih ya, buka keran, itu kecium banget bau solarnya. Langu," tambahnya.
![]() |
Bu Neneng menempati rumahnya ini sudah lebih dari 20 tahun. Adapun sumber air yang digunakan berasal dari sumur gali. Dulu, kata Bu Neneng, airnya sangat bagus sebelum adanya pom bensin di depan rumahnya.
"Dulu mah bagus, nggak ada keluhan," katanya.
Bu Neneng mengaku, tak lama ada SPBU di depan rumahnya ini, kualitas airnya mulai menurun. Airnya mulai mengeluarkan bau bensin, berminyak, hingga terasa licin di kulit.
Tak jauh dari rumah Bu Neneng, ada rumah warga lainnya Siti Khodijah yang memiliki keadaan serupa. Air di rumah Siti Khodijah juga memiliki bau bensin. Bahkan, jika air tersebut ditinggalkan menggenang di ember, nantinya akan ada minyak yang naik ke atas.
"Sekitar 7-8 tahun air saya tercemar. Mungkin pom bensin ini sudah ada 2-3 tahun (sebelum airnya tercemar). Saya tersiksa dengan air bau ini," katanya kepada detikcom.
Padahal, Siti Khodijah sudah menggali sumur lainnya di dekat rumah karena airnya dari sumurnya tercemar, namun keadaan yang tak jauh berbeda juga terjadi di sumur baru yang digalinya. Untuk kebutuhan air minum dan memasak, Siti Khodijah menggunakan air isi ulang. Sementara air untuk mandi dan mencuci piring atau cuci baju, ia tetap menggunakan air sumurnya yang bau bensin dan berminyak.
Salah satu yang terparah adalah rumah pak Ramin, yang jaraknya sekitar 50 meter dari SPBU. Di sana, airnya seperti tercampur bensin. Bahkan ketika sampai di bagian belakang rumahnya untuk melihat air yang tercemar, bau bensin yang menyengat langsung memenuhi indera penciuman.
Di belakang rumahnya sudah terlihat air yang tertampung di dalam bak berwarna kebiruan dan bau bensin semakin menyengat. Bahkan, air dari sumur yang digunakan, ketika diambil airnya menggunakan ember terlihat di bagian atasnya berwarna biru sementara bagian bawahnya terlihat agak keruh.
Warga dengan rumah terdampak pun diimbau untuk tak memasak di rumah, untuk menghindari terjadinya kebakaran ataupun ledakan. Imbasnya, Ramin harus membeli makanan jadi karena tak bisa memasak di rumahnya.
"(kalau lauk) ya beli, tapi kalau nasi masak sendiri, kan tinggal dicolok listrik," katanya.
Lanjut ke halaman berikutnya
Simak Video "Video James Riady Bantah Meikarta Mangkrak, Ceritakan Awal Dikelola China"
[Gambas:Video 20detik]