Keberadaan SPBU
Irsyad, warga Kampung Nagrog lainnya, juga mengalami kasus serupa. Air di rumahnya bau bensin meski masih terlihat jernih. Ia juga harus menggunakan air isi ulang untuk memasak dan minum, sementara untuk menyuci pakaian dan mandi mau tak mau menggunakan air yang berbau bensin.
Irsyad mengaku sudah tinggal di rumahnya itu sejak tahun 1964 atau sejak ia lahir, "hanya beda RT saja," kata Irsyad. Dari pengakuannya, SPBU yang berada di depan gang rumahnya itu baru ada sekitar tahun 2012.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk kebutuhan airnya, sama seperti warga lainnya yaitu menggunakan air sumur galian. Ia mengaku, sebelum ada SPBU, airnya sangat bagus dan jernih.
"Kalau dulu itu air sumur kami wah paling bersih, bahkan kalau ada tamu datang ke rumah suka bilang 'seperti air mineral ya', gitu. Cuma sayang ya semenjak ada SPBU berdiri, 3 tahun kemudian baru ada dampak bau kemari. Bau-bau seperti bensin lah," kata Irsyad kepada detikcom.
Namun, untuk air yang keluar seperti bensin baru saja terjadi akhir-akhir ini. Bahkan, jika sebuah kertas dicelupkan ke dalam air seperti bensin itu, apabila dibakar menggunakan api, apinya bisa menyala.
Dari keterangan Irsyad, ada sekitar 10 sumur yang airnya bau bensin dan berminyak, 15 rumah, dan 18 KK yang terdampak. Meski demikian, warga terdampak pun masih tetap tinggal di rumahnya. Sebab, bantuan air bersih sudah mulai dikirimkan oleh pemerintah maupun warga lainnya.
Simak Video "Video James Riady Bantah Meikarta Mangkrak, Ceritakan Awal Dikelola China"
[Gambas:Video 20detik]
(zlf/zlf)