Pada Jumat (8/9) lalu, Pengembang properti asal China, Evergrande mengatakan bahwa pihaknya menunda pengambilan keputusan mengenai restrukturisasi utang luar negeri. Pengambilan keputusan tersebut akan dilakukan pada bulan depan dari yang seharusnya pada bulan September ini.
Dikutip dari Reuters, Sabtu (9/9/2023), perusahaan menunda keputusan untuk memberikan lebih banyak waktu kepada pemegang utang kelas, CEG Hong Kong untuk mempertimbangkan rencana restrukturisasi barunya.
Pertemuan pemegang utang kelas A dan kelas C CEG sebelumnya dijadwalkan pada 26 September. Namun, pertemuan tersebut akan diadakan pada 16 dan 17 Oktober 2023.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun, Evergrande memerlukan persetujuan dari lebih dari 75% pemegang masing-masing kelas utang untuk menyetujui rencana tersebut, yang menawarkan kreditor serangkaian opsi untuk menukar utang dengan obligasi baru dan instrumen terkait ekuitas yang didukung oleh sahamnya dan unit perusahaan yang terdaftar di Hong Kong.
Evergrande tengah mengalami krisis di sektor properti China yang telah mengalami serangkaian gagal bayar utang sejak akhir tahun 2021. Perdagangan saham perusahaan juga sempat ditangguhkan selama 17 bulan lamanya hingga 28 Agustus 2023.
Sebelumnya, pada awal bulan Agustus, Evergrande mengajukan perlindungan kebangkrutan AS sebagai bagian dari salah satu operasi restrukturisasi utang terbesar di dunia.
Pengadilan di Hong Kong dan Kepulauan Cayman akan memutuskan pada awal September apakah akan menyetujui rencana restrukturisasi utang luar negeri yang melibatkan instrumen senilai US$ 31,7 miliar termasuk obligasi, agunan, dan kewajiban pembelian kembali.
(dna/dna)