Sebuah kebakaran mengerikan yang melanda sebuah apartemen di Johannesburg telah menelan korban jiwa sebanyak 76 orang, termasuk 12 anak-anak. Tragedi ini bukan hanya sekadar insiden kebakaran, tetapi juga mengungkapkan krisis perumahan dan masalah sosial yang terus berkecamuk di kota ini.
Melansir Vox, Selasa (5/9/2023), kebakaran ini terjadi pada Kamis malam di sebuah gedung apartemen lima lantai di distrik bisnis pusat Johannesburg. Kebakaran ini dinobatkan sebagai yang terburuk dalam sejarah Afrika Selatan.
Meskipun belum dapat dipastikan oleh pejabat setempat, diperkirakan ada sekitar 600 orang yang tinggal di apartemen tersebut. Akibat tidak dilengkapi rute evakuasi yang memadai, sebagian orang sampai harus melemparkan anak-anak mereka keluar dari jendela, bahkan melompat sendiri, demi menyelamatkan diri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya melihat seorang pria melompat dari lantai empat dan tewas di tempat," ungkap Thando le Nkosi Manzini, seorang mahasiswa, sebagaimana dikutip dari Reuters, Selasa (5/9/2023).
Sementara itu, Omar Arafat, korban selamat, mengungkapkan bahwa ia kehilangan adik perempuannya yang berusia 21 tahun akibat kebakaran tersebut.
"Saya memecahkan jendela ... dan ketika saya jatuh, saya pikir saya sudah mati," katanya sambil menyeka air mata dengan kausnya. Omar menambahkan bahwa keluarganya kehilangan semua barang milik mereka dan adik perempuannya yang lain dilarikan ke rumah sakit akibat kebakaran tersebut.
Tragedi ini telah memunculkan seruan keras kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan krisis perumahan yang melanda Johannesburg.
"Ini telah memberi kita peringatan, dan saya telah mengatakan bahwa kota dan kotamadya kita sekarang harus memperhatikan bagaimana masyarakat hidup," kata Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, dalam sebuah acara untuk partai Kongres Nasional Afrika atau African National Congress (ANC), pada Sabtu (2/9/2023).
(zlf/zlf)