Hati-hati ya, Begini Risiko Terjun ke Bisnis Properti

Hati-hati ya, Begini Risiko Terjun ke Bisnis Properti

Almadinah Putri Brilian - detikProperti
Senin, 04 Sep 2023 19:00 WIB
Para pelaku bisnis optimis tahun 2023 sektor properti akan bergairah. Hal itu dibahas dalam properti outlook dan strategi perencanaan di Jakarta.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Memulai sebuah bisnis tentu ada tantangan dan risikonya tersendiri. Termasuk juga untuk bisnis properti.

Salah satu tantangannya adalah harus bisa menjaga arus keuangan atau cashflow dari bisnis tersebut. Sebab, semakin lama properti terjual semakin lama juga mendapat keuntungan.

Jika hal itu terjadi, maka uang yang dikeluarkan menjadi tambah besar karena untuk membayar gaji pegawai hingga perawatan properti. Apabila salah membuat proyeksi keuangan, ke depannya bisa saja justru bisnis tersebut gagal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk 2 tahun pertama itu tantangannya besar, banyak pengeluaran sedikit pemasukan," kata Pengamat dan Ahli Properti, Steve Sudijanto ketika dihubungi detikcom, Senin (4/9/2023).

Maka dari itu, menurut Steve, calon pebisnis properti itu harus punya dana cadangan yang bisa menutupi kebutuhan keuangan perusahaan hingga 2-3 tahun ke depan. Belum lagi, saat ini masyarakat lebih memilih hunian yang sudah ada wujudnya karena tidak ingin mengambil risiko jika pembangunan hunian mangkrak.

ADVERTISEMENT

"Sekarang kan orang lebih jeli, kalau bangunannya nggak kelihatan (belum ada wujudnya), mereka nggak mau melunasi karena kan banyak bad news. Bank juga mau melihat progres, dia tidak akan mengucurkan KPR itu sebelum bangunan ada wujudnya. Dengan kata lain, para pengembang atau developer pemula ini harus pakai modal sendiri paling nggak struktur (bangunannya) harus naik, atapnya harus tertutup," ungkapnya.

Steve juga menuturkan, ada beberapa risiko jika pegiat bisnis properti memulai langkahnya menjadi broker atau konsultan yaitu harga sewa kantor. Biaya yang dikeluarkan untuk sewa kantor tentunya bisa mengurangi modal yang akan dikeluarkan untuk memulai bisnis properti. Ada baiknya, kantor yang digunakan adalah milik sendiri untuk meminimalisir pengeluaran untuk beban sewa kantor.

Sementara untuk pengembang perumahan pemula, jika tidak jeli memilih properti yang akan dikembangkan maka modal yang digunakan akan membengkak. Sebab, tidak ada pembeli yang ingin membeli properti tersebut.

"Kalau jadi pengembang properti pemula cari properti yang lokasinya diminati pasar, harganya diminati pasar, cepat laku dijual. Kalau cepat laku itu maka masa inkubasinya pendek, maka biaya maintenance untuk operation semakin kecil," pungkasnya.

Di sisi lain, CEO Buana Kassiti Group sekaligus Ketua Umum DPP Realestat Indonesia (REI) Joko Suranto menuturkan, risiko jika memulai bisnis properti tanpa bekal yang cukup justru akan membuatnya rugi. Hal itu karena bisnis properti adalah salah satu bisnis yang kompleks karena sudah mulai membuat bangunan di mana diperlukan perhitungan yang matang dan skill yang mumpuni.

"Risikonya kalau nggak tahu (cara bisnis properti) ya pasti rugi lah. Relatively (bisnis properti) tekanannya besar karena lebih kompleks," katanya kepada detikcom.

"Makanya harus punya kemauan untuk belajar mengerjakan sebagai pengusaha atau melakukan usaha. Yang kedua adalah punya pengetahuan, pemahaman yang banyak karena properti ini kan ada hukumnya, tanahnya, perizinannya, kewajiban keuangan yang harus dihitung, kan begitu. Yang ketiga harus ada kemampuan relasinya, karena kan menjual harus mencari banyak orang, mencari informasi, menjual pun juga harus ada kemampuan memahami produk bank dan sebagainya," jelasnya.

Maka dari itu, calon pebisnis properti harus banyak mencari informasi soal target pasar, harga properti yang akan dijual, biaya yang dibutuhkan, kompetitor atau saingan, dan lainnya. Oleh karena itu, sangat penting untuk memiliki perencanaan di awal ketika ingin memulai bisnis properti.

"If you fail to plan, you plan to fail," pungkasnya.




(zlf/zlf)

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads