Kesepakatan Country Garden dengan kreditor untuk perpanjangan jangka waktu pembayaran utang dalam negeri senilai 3,9 miliar yuan atau US$ 537 juta atau setara Rp 8,05 triliun. Para kreditor telah memberikan kelonggaran yang sangat dibutuhkan bagi pengembang dan sektor properti China yang dilanda krisis.
Namun meski para investor di perusahaan tersebut mungkin bisa bernapas lega, masih harus dilihat apakah serangkaian langkah stimulus pemerintah akan segera membantu menghidupkan kembali permintaan, meringankan tekanan uang tunai di sektor ini dan mengangkat kesuraman atas ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.
Mengutip Reuters, Senin (4/9/2023), setelah sejumlah pengembang raksasa China bertumbangan, berbagai pihak kini menaruh perhatian serius terhadap rapuhnya industri real estate di negara tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal, sektor properti menyumbang sekitar seperempat perekonomian dan telah berada dalam kesulitan utang yang parah sejak tahun 2021.
Apa yang terjadi pada Country Garden bisa jadi contoh sempurna tentang bagaimana rapuhnya keuangan pengembang di negeri tirai bambu itu.
Bagaimana tidak, perusahaan masih dianggap sehat secara finansial dibandingkan perusahaan sejenis dan tidak pernah melewatkan kewajiban pembayaran utang, baik dalam negeri maupun luar negeri, hingga pembayaran kupon obligasi dolar bulan lalu tersendat.
Ini tak lain turut dipicu melambatnya permintaan rumah imbas pandemi virus Corona yang memukul daya beli masyarakat sehingga merugikan arus kas perusahaan.
Sejak krisis utang yang menimpa Country Garden itu, pihak berwenang China telah meluncurkan sejumlah langkah. Yang paling signifikan adalah penurunan suku bunga KPR dan pinjaman preferensial untuk pembelian rumah pertama di kota-kota besar.
"Kita akan melihat dalam beberapa bulan mendatang apakah langkah-langkah sisi penawaran ini mampu menghidupkan kembali permintaan pembelian rumah, yang sangat penting bagi nasib para pengembang Tiongkok dan kemampuan mereka menangani jatuh tempo utang mereka yang akan datang," kata Tara Hariharan, direktur pelaksana makro global dana lindung nilai NWI Management di New York.
Dia mencatat bahwa Country Garden dan pengembang lainnya masih akan menghadapi tagihan utang jatuh tempo yang cukup besar tahun ini.
(dna/dna)