Bank investasi UBS mengungkapkan kerugian properti yang diasuransikan di Florida tembus hingga US$ 9,36 miliar atau setara Rp 140,4 triliun akibat badai Idalia yang menghantam Pantai Teluk Florida pada Rabu (30/8/2023).

Melansir Reuters, Kamis (31/8/2023), Gubernur Florida, Ron DeSantis, mengatakan bahwa sekitar 565.000 pelanggan layanan utilitas kehilangan pasokan listrik selama beberapa waktu saat dan setelah badai.

Meski demikian, kerugian ini tidak lebih buruk daripada yang disebabkan oleh badai sebelumnya, badai Ian, yang melanda Florida pada tahun lalu yang mencapai $112 miliar atau setara Rp 1.680 triliun.

DeSantis menyatakan bahwa sebagian besar penduduk di daerah rawan telah dievakuasi ke tempat yang lebih tinggi. Namun, badai ini tetap meninggalkan kerusakan yang signifikan. Beberapa wilayah mengalami pemadaman listrik, bangunan-bangunan rusak, dan banjir melanda beberapa daerah.

Sekretaris Transportasi Florida, Jared Perdue, melaporkan bahwa tim Garda Nasional negara bagian sedang melakukan penyelamatan air dari kendaraan di berbagai daerah yang terdampak banjir.

Warga juga terlihat berusaha membersihkan pohon-pohon tumbang dan reruntuhan bangunan yang berserakan di berbagai tempat yang menghambat mobilitas pengguna jalan.

Thomas Demps, seorang komisioner Taylor County yang berusia 80 tahun, menggambarkan badai Idalia sebagai yang terburuk yang pernah ia saksikan di wilayah tersebut. Beberapa bangunan, termasuk Gereja Baptis Mount Olive Missionary di Perry, mengalami kerusakan serius akibat angin kencang dan banjir.

Badai Idalia awalnya mengambil kekuatan dari perairan hangat Teluk Meksiko saat bergerak menuju Florida. Badai ini diperkirakan akan menyebabkan banjir hingga 5 meter di sepanjang Pantai Teluk Florida. Meskipun demikian, usaha evakuasi dan peringatan tampaknya telah membantu mengurangi korban jiwa akibat tenggelam dalam gelombang badai ini.