Harga rumah mewah di Dubai melonjak hampir 50% sepanjang tahun ini hingga bulan Juni. Catatan ini sekaligus mengukuhkan posisi Dubai sebagai peringkat teratas selama delapan kuartal berturut-turut,
Menurut laporan baru dari Knight Frank yang dikutip dari CNBC, Selasa (29/8/2023), harga-harga properti di Dubai telah meroket 225% sejak mencapai titik terendah pandemi selama kuartal ketiga tahun 2020.
Emirat mempertahankan peringkat teratasnya selama delapan kuartal berturut-turut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di peringkat kedua dan ketiga adalah Tokyo, yang mengalami kenaikan tahunan sebesar 26,2%, dan Manila, yang meningkat sebesar 19,9%.
Peningkatan penting lainnya adalah Shanghai di China yang bertambah 6,7%, dan Singapura, yang naik 4,2%.
"Masuknya ekspatriat ke Singapura, didorong oleh berkembangnya sektor jasa keuangan dan profesional, berdampak lebih besar pada pasar sewa dibandingkan pasar penjualan," bunyi laporan tersebut.
Laporan tersebut juga mengamati, dan mencatat bahwa perbedaan tersebut sebagian disebabkan oleh pajak atas pembelian yang dilakukan oleh pembeli asing.
Sejak akhir April, orang asing yang membeli properti residensial di Singapura harus membayar bea materai pembeli tambahan sebesar 60%, dua kali lipat dari sebelumnya yang sebesar 30%.
Harga di Hong Kong turun 1,5% selama setahun terakhir sebagai akibat dari lonjakan persediaan yang tidak terjual dari proyek-proyek yang baru dikembangkan. Dalam upaya untuk merangsang permintaan, pemerintah Hong Kong menaikkan rasio pinjaman hipotek terhadap nilai menjadi 70% untuk properti residensial senilai 15 juta dolar Hong Kong (US$1,9 juta) atau kurang.
Namun, analis Knight Frank mengatakan bahwa meskipun perubahan tersebut kemungkinan akan diterima oleh pembeli, kemampuan langkah tersebut untuk "meningkatkan secara signifikan" pertumbuhan masih belum pasti.
Kemerosotan lainnya termasuk New York yang turun 3,9%, dan San Francisco yang mencatat penurunan 11,1%. Frankfurt di Jerman berada di urutan terbawah dengan penurunan 15,1%.
(dna/dna)