Kebangkrutan Evergrande Jadi Tanda Awal Krisis Properti China

Kebangkrutan Evergrande Jadi Tanda Awal Krisis Properti China

Dana Aditiasari - detikProperti
Rabu, 23 Agu 2023 19:46 WIB
Evergrande
Foto: Dok. Istimewa
Jakarta -

Raksasa properti China, Evergrande, telah resmi mengajukan kebangkrutan di pengadilan New York, Amerika Serikat. Perusahaan tersebut mempunyai utang hampir Rp 5.000 triliun.

Mengutip CNN, Rabu (23/8/2023), selama beberapa dekade, Evergrande, yang pernah menjadi salah satu pengembang real estate paling sukses di China, menghabiskan banyak utang ketika perekonomian China meledak.

Permintaan akan perumahan sangat tinggi, para pengembang rumah sering kali menjual unit apartemen terlebih dahulu kepada pembeli sebelum konstruksi selesai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tetapi perubahan mendadak dalam kebijakan oleh para pemimpin China dua tahun lalu telah membuat pengembang properti negara itu berebut uang tunai, menambah risiko keuangan dalam ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Apa yang terjadi pada Evergrande?

Kisah kejatuhan Evergrande dimulai pada tahun 2021, ketika pemerintah pusat berupaya membatasi pinjaman berlebihan untuk mencoba memperlambat kenaikan harga rumah, yang secara efektif memutus sumber pendanaan utama bagi pengembang properti.

ADVERTISEMENT

Evergrande, yang memiliki kewajiban sebesar US$ 300 miliar, tidak dapat mengumpulkan uang tunai dengan cukup cepat untuk melakukan pembayaran utangnya.

Bank tersebut mengalami gagal bayar pada bulan Desember 2021, sehingga memicu kepanikan pasar. Gelombang gagal bayar pun terjadi, dan pasar real estat China yang luas masih belum pulih.

Pembangunan puluhan proyek ditangguhkan, menyebabkan banyak pembeli "pra-penjualan" tidak memiliki rumah baru dan beban hutang yang besar.

Penurunan Evergrande telah menjadi peringatan tentang bahayanya pertumbuhan yang menentukan ekonomi China selama tiga dekade.

Apa yang terjadi selanjutnya ketika negara tersebut mencoba merestrukturisasi utang luar negeri bernilai miliaran dolar mempunyai dampak besar terhadap sistem keuangan China.

Evergrande mengajukan kebangkrutan Bab 15, yang merupakan cara bagi perusahaan asing untuk menggunakan undang-undang kebangkrutan AS untuk merestrukturisasi utang.

Prosesnya akan memakan waktu, karena Evergrande memiliki utang luar negeri sekitar US$ 19 miliar atau setara Rp 5.000 triliun.

Krisis likuiditas Evergrande hanyalah awal dari penderitaan sektor properti China. Perusahaan-perusahaan pengembang besar lainnya di China telah mengalami gagal bayar (default) karena mereka berjuang untuk mendapatkan uang tunai dan permintaan akan perumahan telah menurun.

Kini, para investor di seluruh dunia menyaksikan dengan cemas ketika Country Garden, yang mempekerjakan sekitar 300.000 orang, gagal membayar dua kali pembayaran utangnya yang bernilai miliaran dolar dan mengatakan pihaknya sedang mempertimbangkan 'berbagai langkah pengelolaan utang.'

Utang pengembang yang kekurangan uang sekarang dipandang sebagai aset 'berisiko sangat tinggi', menurut Moody's, yang menurunkan peringkat Country Garden minggu lalu.

Country Garden memiliki waktu hingga awal September untuk melakukan pembayaran yang terlewat.

(dna/zlf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads