Cerita Warga di Perbatasan: Ruang Tamu di Indonesia, Dapur di Malaysia

Cerita Warga di Perbatasan: Ruang Tamu di Indonesia, Dapur di Malaysia

Tim Detikcom - detikProperti
Selasa, 22 Agu 2023 14:09 WIB
Sebuah rumah berwarna merah-putih menarik perhatian orang yang berkunjung ke Desa Aji Kuning di Sebatik. Rumah itu jadi penanda perbatasan Indonesia-Malaysia.
Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Apa rasanya tinggal di rumah yang berada di antara dua negara? Di Kalimantan Utara ada rumah unik yang 'terbelah' perbatasan antara Indonesia dengan Malaysia.

Hal ini dirasakan oleh Mangapara dan Hasida, pemilik rumah 'dua negara'. Uniknya, bagian ruang tamu rumah ini berada di wilayah Indonesia dan bagian dapur berada di Malaysia. Sebab, rumah tersebut terletak persis di garis patok III Desa Aji Kuning, Pulau Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara, yang persis berada di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia.

Rumah Mangapara tergolong sederhana yang berbentuk rumah panggung khas suku Bugis dan didominasi oleh material kayu dan seng. Rumah ini pun dicat berwarna merah dan putih di bagian depannya. Di sampingnya ada pos penjagaan TNI Angkatan Darat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir detikNews, , ruang tamu rumah Mangapara berukuran sekitar 3x4 dan masuk wilayah Indonesia, sementara dapurnya berukuran 2x3 yang masuk wilayah Malaysia. Adapun, Mangapara sudah tinggal di sana selama puluhan tahun.

"Meski rumah saya di perbatasan, saya adalah warga Indonesia, karena asal saya memang Indonesia. Tetangga-tetangga saya juga begitu, kami orang Indonesia," tutur Mangapara.

ADVERTISEMENT

Ia bercerita, bagian dapurnya itu dibangun di atas tanah milik tetangganya yang orang Malaysia. Katanya, tetangganya itu memang baik makanya dirinya diperbolehkan untuk membangun dapur walau tanahnya itu milik warga Malaysia. Namun sayang, tetangganya itu sudah meninggal.

Lebih dekat belanja ke Malaysia

Mangapara mengaku lebih sering membeli kebutuhan sehari-hari ke Malaysia dibanding Indonesia. Alasannya, jarak yang ditempuh lebih dekat ke Malaysia dibanding ke Indonesia.

"Alasan saya suka belanja ke Malaysia itu karena dekatnya. Jauhnya perjalanan kalau harus ke Nunukan atau ke Tarakan. Kalau soal mahal, mahalnya enggak beda jauh dengan Indonesia, tapi kalau ke Malaysia setengah jam juga sampai, sedangkan kalau ke Nunukan dan Tarakan pakai speedboat lebih mahal, jaraknya bisa berjam-jam," ungkapnya.

Ia mengaku kalau ke Malaysia dapat ditempuh sekitar 15-30 menit dari belakang rumahnya yang telah tersedia penyewaan speedboat. Sementara kalau ke Nunukan dan Tarakan harus menempuh perjalanan darat sepanjang 30 menit untuk sampai pelabuhan dan menempuh 30 menit lagi menyeberang ke Nunukan. Kemudian kalau dari Nunukan ke Tarakan bisa menempuh waktu 2,5 jam menggunakan speedboat sehingga hal itu kurang efisien menurut Mangapara.

Pulau Sebatik adalah pulau terluar Indonesia yang juga dimiliki oleh Indonesia dan Malaysia. Uniknya ada rumah 'dua muka' yang terletak persis di perbatasan.Pulau Sebatik adalah pulau terluar Indonesia yang juga dimiliki oleh Indonesia dan Malaysia. Uniknya ada rumah 'dua muka' yang terletak persis di perbatasan. Foto: Rachman Haryanto

Untuk ke Malaysia tepatnya kota Tawau, WNI yang mau masuk ke sana harus menggunakan paspor. Paspor milik Mangapara sudah lama mati, ia mengaku menitip ke tetangganya yang hendak ke Tawau untuk membeli keperluannya, misal minyak goreng, tapi kalau barang dengan jumlah sedikit ia hanya mencari di pasar.

Pakai dua mata uang

Dilansir detikTravel, pada 2016, di Pulau Sebatik masyarakatnya menggunakan dua mata uang, mereka bisa pakai Ringgit dan Rupiah sekaligus. Penggunaan Ringgit diberlakukan karena untuk digunakan para pedagang untuk ke Malaysia sebagai modal berbelanja lagi.

Saluran TV dan sinyal ponsel pun bisa menangkap sinyal dari Indonesia dan Malaysia. Untuk acara televisi, ia mengaku lebih suka siaran TV Indonesia karena lebih bervariasi berita dan hiburannya.

Seluruh Rumah Mangapara Kini Masuk Wilayah Indonesia

Pada 2019 lalu, seluruh bagian rumah Mangapara sudah masuk ke dalam wilayah Indonesia.

Asisten Deputi Pengelolaan Batas Negara Wilayah Darat Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Edy Supriyanta, mengatakan masuknya seluruh bagian rumah itu menjadi wilayah Indonesia berawal dari dibangunnya 13 pilar utama baru. Ketigabelas pilar itu dibangun di daerah Outstanding Boundary Problem (OBP) di Pulau Sebatik pada segmen East Pillar sampai West Pillar di Kabupaten Nunukan, Kaltara.

"Yang jelas patoknya sudah dipasang dan kemarin ada beberapa rumah yang kemarin masuk wilayah Malaysia yang di Aji Kuning tapi setelah kita pancangkan patok-patok itu setelah diukur dan disepakati kembali kemudian dipasang patok itu akhirnya masuk ke wilayah Indonesia," ujar Edy dikutip dari detikNews, Selasa (22/8/2023).

Pemasangan pilar-pilar itu merupakan hasil survei bersama BNPP dengan pihak TNI AD serta pihak Jabatan Ukur dan Pemetaan Malaysia. Menurutnya, dengan pembangunan 13 pilar ini, wilayah perbatasan antara RI dengan Malaysia semakin jelas.

"Saya melihat langsung persis itu. Termasuk yang ada rumah yang ruang tamunya masuk di wilayah Indonesia dan dapurnya masuk ke Malaysia. Sekarang masuk ke Indonesia," ucapnya.




(zlf/zlf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads