Pada akhir Februari 2017, Xi Jinping dan penasehatnya berkumpul untuk melakukan survei kepada lahan kebun dan lahan basah tercemar di sekitar 100 kilometer (62 mil) dari Selatan Ibu Kota Beijing.
Hanya beberapa bulan kemudian, tanah pedalaman tersebut akan berubah drastis dan menandai rencana Xi " 1,000 - years of significance", untuk mengubah area tersebut menjadi eco-friendly dan pusat high tech yang berperan menjadi sub-kapital cina dan model perencanaan kota baru.
Sebelumnya, rencana Xiong an sudah menimbulkan kontroversi sebab kondisi alam yang terlalu ekstrem untuk membangun kota baru di daerah rawa-rawa yang rawan dengan banjir dan kekeringan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Benar saja, enam tahun kemudian hujan lebat dan banjir melanda sekitar provinsi Hebei, di lokasi Xiong an berada. Kejadian itu menewaskan puluhan orang dan'1,5 juta lainnya kehilangan tempat tinggal pada akhir Juli dan awal Agustus.
Sementara daerah perkotaan Xiong an yang merupakan pusat ekonomi dan industri daerah tersebut tidak ada laporan tentang banjir besar. T
Tetapi kejadian bencana di daerah sekitar sudah menjadi penanda sekaligus peringatan akan keputusan membangun kota besar di daerah rawan banjir.
Membuat semua orang mempertanyakan keputusan pejabat politik untuk mengelola mitigasi banjir dari daerah yang paling terdampak parah di kawasan pembangunan Xiong an.
100 Persen Aman
Saat hujan kembali mengguyur daerah tersebut pada akhir juli, para pejabat pengendali banjir mulai membahas rencana prioritas mereka untuk menjaga Ibu kota Beijing dan Xiong an agar " 100 persen aman". Sebagai permintaan yang selalu ditagih.
Mula-mula hujan terlebat dalam 140 tahun melanda pinggiran barat Beijing kemudian menghanyutkan mobil, jembatan, dan jalan.
Menilik ke daerah hilir, para pejabat membuat keputusan sulit untuk mengelola air banjir untuk melewati gunung kemudian ke sungai lalu turun meliuk-liuk melewati kota,desa dan lahan pertanian di Hebei.
Pada 30 juli, Zhuozhou, kota selatan Beijing terendam air banjir yang merusak jalan, rumah dan lingkungan sekitar akibat dampak strategi " zona penyimpanan banjir" yang diusulkan oleh para pejabat. Dengan tujuan utama untuk menampung luapan darurat banjir malah menghancurkan tempat tinggal ratusan ribu orang bahkan dalam unggahan media sosial menunjukkan warga mengaku tidak mendapatkan peringatan dahulu. Alhasil proses evakuasi terhambat.
Banjir juga merendam kawasan Hebei lainnya, seperti lahan pertanian Bazhou. Dalam unggahan media sosial, warga melakukan unjuk rasa di depan kantor pemerintahan meminta kompensasi.
Dikutip dari CNN, "Tim CNN menghubungi pemerintah Zhuozhou dan Bazhou untuk memberikan komentar. Sesuai hukum berlaku, penduduk daerah penampungan banjir berhak mendapatkan kompensasi atas 70% kerusakan rumah."
Tak kalah kacau warga kota Tianjin tersulut emosinya usai ketua partai Hebei Ni Yuefeng mengusulkan menjadikan kota tersebut sebagai " parit " untuk meminimalisir banjir di Beijing.
Mengurangi tekanan pada Xiongan
Para ahli mengatakan ada beberapa faktor bagaimana dan kemana air banjir dialihkan seperti kecepatan, intensitas air , dan ketinggian waduk serta pedoman pengaturan pengalihan banjir. Apalagi kurangnya transparansi pemerintah dalam membuat keputusan.
Namun dalam kasus Zhuozhou, yang terletak 30 mil ke hulu di sepanjang sungai Baigou dari Xiong'an, mungkin memainkan peran penting untuk melindungi kota impian Xi. peran, kata para ahli.
Untuk persiapan badai yang akan datang tanggal 20 Juli,Menteri Sumber Daya Air China Li Guo Ying memerintahkan para pejabat untuk membuat rencana pengalihan banjir untuk "menjaga air banjir di luar pinggiran (Xiong'an) dan mengurangi tekanan pengendalian banjir pada tanggul yang baru dibangun."
Koordinasi pengendalian banjir
Ternyata Cina tidak sendiri dalam permasalahan seperti ini. Banyak negara yang mengandalkan sistem pelimpahan air banjir dari daerah terdampak ke daerah yang lebih kering setelah badai melanda.
Contohnya di AS, Ketika sungai missisipi banjir beberapa kali dan menyebabkan banjir pada pemukiman dan lahan pertanian. Namun tidak seperti Cina yang melimpahkan banjir ke daerah padat penduduk, AS biasanya memilih daerah yang berpopulasi sedikit.
Alhasil sekitar 847.000 orang dievakuasi setelah tujuh lokasi Hebei menjadi zona penyimpanan banjir. Pemerintah Cina sebenarnya sudah paham dengan keadaan ini namun seolah tutup mata menyebabkan konflik antara pembangunan besar-besaran Xiong an dengan zona penyimpanan banjir ini.
Para ahli menduga bahwa sistem otoritas dan yurisdiksi dibuat berbelit-belit ketika membuat keputusan tentang pengelolaan darurat banjir di China berdampak pada seberapa baik pihak berwenang menangani krisis ini.
Signifikansi 1000 tahun
Xiong'an dipandang secara luas sebagai jawaban Xi Jinping terhadap pusat teknologi pesisir Shenzhen yang ramai, terkait dengan mantan pemimpin Deng Xiaoping, dan pusat keuangan di Area Baru Pudong Shanghai yang dipelopori oleh pendahulunya , Jiang Zemin.
Namun sebelum dibangun sudah menebarkan kekhawatiran karena tingkat elevasi yang terbilang rendah, lahan yang basah dan rawan bencana banjir pada tahun 2017.Para Ahli juga memperkirakan jika penduduk kota mencapai 5 juta jiwa sampai setengah pengembangan area baru di Xiongan dapat beresiko setara banjir selama 100 tahun.
Tetapi insinyur dan politisi terkemuka Xu Kuangdi, mantan walikota Shanghai yang mengepalai kelompok ahli dalam pengembangan Hebei, Tianjin dan Beijing, meremehkan banjir.
Xu menunjukkan alasan lain mengapa lokasi itu dipilih, termasuk filosofi tradisional Tiongkok dan signifikansi nasional lahan basah sebagai tempat pertempuran gaya gerilya melawan pasukan Jepang yang menyerang selama Perang Dunia II, menurut catatan komentarnya pada saat itu oleh media negara.
Tetapi risiko banjir di Xiong'an dan mungkin meluas ke wilayah sekitarnya kemungkinan besar akan meningkat seiring berkembangnya wilayah tersebut untuk memenuhi visi Xi menjadi "kota modern" pada tahun 2035.
Para ahli mengatakan bahwa pertumbuhan populasi dan peningkatan pembangunan ekonomi dapat memperburuk risiko tersebut seperti juga perubahan iklim, yang membuat cuaca ekstrem , intens, dan tidak dapat diprediksi.
(dna/dna)