Evergrande mengumumkan secara resmi kebangkrutannya setelah gagal bayar utang nyaris Rp 5.000 triliun. Di sisi lain, ada Country Garden yang juga mengumumkan gagal bayar utang. Keduanya adalah raksasa properti di negeri tirai bambu.
Apa yang membedakan keduanya?
Melansir reuters, Jumat (18/8/2023), tergelincirnya Country Garden ke dalam masalah keuangan tidak begitu mengejutkan pasar seperti kala Evergrande mengumumkan gagal bayar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini tak lepas dari sebagian besar pengembang swasta yang telah lebih dulu mengumumkan gagal bayar. Namun, itu muncul ketika pasar properti dan ekonomi berada dalam kondisi yang jauh lebih buruk.
Total kewajiban Country Garden sebesar 1,4 triliun yuan, setara US$ 191,7 miliar atau Rp 2.875 triliun (kurs Rp 15.000/US$) hanya 59% sebesar yang ada di Evergrande yang mencapai hampir Rp 5.000 triliun.
Evergrande sendiri dicap sebagai pengembang yang paling banyak berutang di dunia, ia memiliki 3.121 proyek di seluruh provinsi China, dibandingkan dengan sekitar 800 untuk Evergrande.
Evergrande sudah bangkrut pada saat gagal bayar, tetapi Country Garden saat ini masih memiliki lebih banyak aset daripada kewajiban.
Namun analis memperingatkan bahwa Country Garden bisa bangkrut menyusul Evergrande jika harus melunasi seluruh utangny, dan mengalami ekuitas negatif jika nilai asetnya turun seiring waktu.
(dna/zlf)










































