Krisis utang di Country Garden, pengembang properti terbesar China bikin was-was. Bagaimana tidak, tahun lalu perusahaan ini masih dianggap sehat secara finansial.
Kondisi ini telah memicu ketakutan krisis baru hanya dua tahun setelah China Evergrande Group gagal bayar.
Apa yang bisa terjadi selanjutnya?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari Reuters, Jumat (18/8/2023), sejak krisis utang sektor properti terungkap pada pertengahan 2021, perusahaan yang menyumbang 40% dari penjualan rumah China telah gagal bayar, kebanyakan dari mereka adalah pengembang properti swasta.
Kondisi ini telah menyebabkan banyak rumah yang belum selesai, pemasok dan kreditor yang belum dibayar. Mereka yang terkena imbasnya bukan hanya lembaga keuangan tetapi juga orang biasa yang membeli produk investasi yang terkait dengan pembiayaan perumahan.
Banyak obligasi lepas pantai sekarang diperdagangkan dengan harga rendah, dua atau bahkan satu digit sen dolar, dan nilai sahamnya telah menyusut 90%.
Likuiditas yang tersisa di pasar ekuitas dan utang sangat sedikit karena investor dan kreditor menghindari sektor ini.
Dengan penjualan rumah yang sudah sangat lemah, krisis utang dapat menghambat prospek pemulihan pasar properti dan ekonomi China yang lebih luas, di mana real estate merupakan pilar utamanya.
S&P Global Rating mengatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya dapat menyesuaikan perkiraan untuk penjualan properti ke angka "turun tangga" dari pemulihan berbentuk "L", jika Country Garden secara resmi gagal bayar.
Pembeli rumah bisa menjadi lebih waspada terhadap merek pengembang swasta, dan harga rumah di banyak daerah bisa berada di bawah tekanan yang lebih besar jika Country Garden terpaksa memecat penjualan untuk mendapatkan uang tunai.
(dna/zlf)