Baru-baru ini media sosial ramai membincarakan adanya perkampungan di balik tembok pembatas kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2. Di balik tembok perbatasan PIK 2 terdapat beberapa desa di dekatnya, yaitu Desa Salembaran, Desa Lemo, dan Desa Muara di Kabupaten Tangerang, Banten.
Beberapa waktu lalu, media sosial heboh dengan postingan @sa******go*****ar** di TikTok, yang mengunggah video dari Google Earth mengenai tembok perbatasan di sekeliling PIK 2. Dalam video itu terlihat Desa Salembaran yang dikelilingi oleh tembok pembatas PIK 2.
Pantauan detikcom, Senin (7/8/2023) pukul 09.22 WIB, tembok pembatas sudah terlihat di Jalan Kp. Rw. Lumpang, Salembaran Jati, Kosambi, Tangerang, Banten. Jalanan di desa itu cukup kecil, hanya cukup untuk satu mobil dan motor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tembok pembatas itu berada di sebelah kanan jalan. Di bagian atasnya ada tanaman rambat. detikcom terus menelusuri jalan tersebut hingga akhirnya menembus ke Jalan Pipa.
Ketika memasuki jalan itu, tampak puing-puing bangunan, tumpukan sampah, dan semak belukar. Di ujungnya, tampak sebuah apartemen mewah.
Sebagian Jalan Pipa sangat rusak. Aspalnya tidak rata, sehingga menyebabkan jalanan bergelombang.
Di Jalan Pipa, terdapat beberapa jalan layang yang menuju ke PIK 2. Jalanan ini sangat sepi, hanya ada beberapa motor yang berlalu lalang.
Di bagian samping kanan-kiri jalan ada tembok tinggi pembatas antara kawasan PIK 2 dan perkampungan sekitar. Di sebelah kanan jalan, tampak 9 deret Apartemen Tokyo Riverside.
Ketika menyusuri jalan, terdapat 2 jembatan akses dari PIK 2 ke bagian sebrang. Bagian itu, diperkirakan sebagai tempat parkir untuk penghuni Apartemen Tokyo Riverside.
Di pinggir jalan ini, ada sebuah pipa besar. Pipa itu diyakini milik PT Pertamina (Persero) yang bekerja sama dengan PT Angkasa Pura II dan berisi minyak bertekanan tinggi.
![]() |
"Soekarno Hatta Fuel Terminal & Hydrant Installation (SHAFTHI)," tulis sebuah plang yang dilihat oleh detikcom.
Di pertengahan Jalan Pipa ini terdapat sebuah perempatan jalan dan tampak mulai adanya tanda-tanda kehidupan. Mulai terlihat warung-warung sementara di pinggir jalan ini.
Di perempatan jalan ini, jika belok ke kiri maka akan masuk ke sebuah perkampungan, jika belok kanan ada sebuah jalan kecil yang samping kanan-kirinya tertutup tembok PIK 2. Lalu, jika berjalan lurus, akan ada perempatan lagi di mana jika belok kiri akan ke kawasan PIK dan jika belok kanan akan menuju desa lain. Jalanannya masih berupa tanah yang belum diratakan. Di sini, ada beberapa orang yang berjualan walaupun kawasannya tampak gersang karena tidak ada pohon dan berdebu karena masih berupa tanah dan sering dilalui oleh truk-truk besar.
Ketika truk itu lewat, maka akan terasa getaran. Adapun truk itu membawa bahan material untuk pembangunan kawasan PIK.
Salah satu pedagang gorengan di sana, Rosidah, mengaku truk-truk itu sempat melewati Jalan Pipa ketika melakukan pengurukan lahan. Namun, kini sudah tidak pernah dibolehkan lewat lagi.
"Ada (truk) lewat waktu ada pengurukan, sekarang mah nggak dikasih lewat," ujarnya kepada detikcom, Senin (7/8/2023).
Sebagai informasi, tembok pembatas PIK 2 ini memiliki tinggi sekitar 3-4 meter. Tembok yang terbuat dari beton ini mengelilingi beberapa desa, di antaranya Desa Lemo, Desa Muara, dan Desa Salembaran.
Menurut Ketua RT 01 RW 11 Desa Lemo, Bakri, tembok pembatas PIK 2 sudah dibangun sekitar 5 tahun yang lalu. Sementara itu ada juga tembok yang baru dibangun sekitar 3 tahun lalu, yaitu tembok disekeliling Desa Lemo.
![]() |
"Kalau tingginya sih sekitar 3 (meter) ada, 4 meter juga ada kali. (Kalau panjangnya) waduh nggak tau saya, orang panjang banget dari Salembaran sana," tuturnya kepada detikcom.
Sebagai informasi, PIK 2 dikembangkan oleh Agung Sedayu Group dan Salim Group. PIK 2 berdiri di atas lahan seluas sekitar 2.000 hektar yang membentang di Jakarta Utara hingga Teluknaga, Tangerang, Banten.
(dna/dna)