Banyaknya rumah mewah yang terbengkalai di komplek elite kawasan Jakarta Timur bikin geger. Kalau kompleknya terbengkalai seperti ini, pengembang harus apa agar proyek huniannya laku lagi?
Menurut Pengamat dan Ahli Properti Steve Sudijanto, ada dua opsi yang bisa dilakukan oleh pengembang. Pertama, renovasi dan kedua, mengubah konsep hunian atau kompleknya.
"Satu, direnovasi kalau memang masih ada marketnya, dilanjutkan pembangunannya. Dipasarkan sesuai rencana awal. Kedua, diubah konsepnya karena tidak sesuai dengan kondisi pasar," ungkapnya kepada detikcom, Selasa (1/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, jika pengembang memiliki komplek perumahan yang terbengkalai, wajib meneliti ulang penyebab market atau konsumen tidak berminat untuk menyewa atau membeli rumah tersebut. Sebab, bisa saja karena berkurangnya aktivitas bisnis di tempat tersebut atau bergesernya aktivitas komersial di tempat itu.
Steve juga mengungkapkan, sebenarnya ada beberapa hal serupa yang terjadi di Jabodetabek. Namun, ia tak menjelaskan lebih rinci daerah mana saja yang memiliki komplek terbengkalai.
Maka dari itu, ia menyarankan kepada pengembang yang ingin membangun perumahan untuk memikirkan dulu pangsa pasar atau target marketnya. Kemudian, pertimbangkan juga kapasitas keuangan dari pengembang atau developer.
"Karena membangun suatu kawasan perumahan saat ini tidak bisa hanya menggantungkan kepada penjualan off the plan saja. Karena konsumen sekarang sangat kritis dalam arti sarana transportasi, legalitas, keamanan, dan lainnya diperhatikan," paparnya.
Sebagai informasi, dilansir dari detikFinance, Selasa (1/8/2023), sebuah komplek elit tanpa penghuni tersebut ada di kawasan industri Pulogadung, Jakarta Timur. Komplek itu berisi banyak rumah-rumah terbengkalai dan ditumbuhi banyak tanaman liar. Bahkan, tidak ada orang maupun penjaga di sekitar komplek itu.
PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP) selaku pengembang kawasan tersebut mengaku pada awalnya komplek itu dibangun dan dikelola perusahaan sebagai upaya dalam penyediaan kebutuhan hunian untuk para pegawai dan pelaku industri di dalam kawasan. Namun beberapa tahun usai dibangun, area perumahan itu dibeli oleh perusahaan BUMN lain, PT Wijaya Karya (WIKA), melalui anak usahanya WIKA Realty.
"Tahun 2018 komplek perumahan BizHomes telah dibeli oleh WIKA Realty untuk dikembangkan dan dipasarkan lebih lanjut oleh WIKA Realty sebagai perusahaan yang memang fokus terhadap pengembangan properti hunian," ungkap Corporate Secretary PT JIEP Medik Endra Wahyudi, dikutip dari detikFinance.
Medik pun tak tahu alasan kenapa komplek tersebut kosong karena sudah bukan menjadi kewenangan pihaknya lagi. Ia juga tak bisa memastikan ke depannya komplek tersebut akan dikelola seperti apa karena kewenangan JIEP hanya sampai pengelolaan dan pemeliharaan lingkungan sekitar hunian.
"Terkait kenapa komplek tersebut kosong, kewenangan atas proses pemasaran dan pengelolaannya ada di WIKA Realty sebagai pemilik dan pengembang komplek perumahan BizHomes," jelas Medik.
"Mungkin saja terdapat rencana pengembangan lain yang akan dilakukan oleh WIKA Realty terhadap komplek perumahan tersebut," tambahnya.
(dna/dna)