Seiring dengan pencabutan berakhirnya pandemi COVID-19 di Indonesia, tingkat keterisian ruang kantor mulai meningkat. Tingkat hunian rata-rata kantor di central business district (CBD) Jakarta naik 1,2% menjadi 72% pada akhir Juni 2023.
Hal ini berdasarkan laporan Marketbeat Greater Jakarta CBD Office Q2 2023 yang dikeluarkan oleh Cushman & Wakefield, dikutip Senin (31/7/2023).
Laporan itu menyebutkan, tanda positif pemulihan permintaan terus berlanjut seperti yang ditunjukkan oleh penyerapan bersih 69.900 m2 selama kuartal-II tahun 2023. Hal ini merupakan tingkat penyerapan tertinggi yang pernah tercatat sejak kuartal ketiga tahun 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagian besar dari peningkatan ini masih berasal dari okupansi atau keterisian oleh pemilik gedung kantor yang sudah ada. Adapun, dalam lini bisnis, perusahaan teknologi terlihat sangat aktif di pasar ruang perkantoran.
Baca juga: Tips Biar Gedung Kantor Nggak Diisi 'Hantu' |
Dalam hal segmen gedung, kantor Grade A dan Grade B terus mencatat penyerapan bersih positif, sementara kantor Grade C masih mengalami penurunan tingkat penyerapan selama kuartal-II tahun 2023. Sebagai informasi, tidak ada proyek yang selesai pada kuartal kedua tahun ini.
Total stok kantor di CBD Jakarta tetap berada di 7,3 juta m2 pada akhir Juni 2023. Total pasokan yang direncanakan untuk masuk ke pasar pada tahun 2023 diproyeksikan sekitar 146.000 m2, dan semuanya akan berada di kelas Grade-A.
Di sisi lain, pada akhir Juni 2023, harga sewa rata-rata relatif stabil dan berada di angka Rp 159.100/m2/bulan. Sementara itu untuk harga biaya layanan stabil di Rp 91.600/m2/bulan.
"Tarif sewa diperkirakan akan tetap tertekan dan mungkin tidak pulih pada tahun 2023 karena tingkat hunian akan meningkat kembali dengan selesainya proyek kantor: Luminary Tower di area Jakarta CBD pada akhir tahun 2023, yang akan menambahkan pasokan baru sebesar 57.000 m2 yang mungkin tidak diikuti oleh tingkat permintaan yang sama," tulis laporan tersebut.
(zlf/zlf)