Sri Mulyani Sebut Dunia Akan Gelap Gulita, Apa Dampaknya ke Properti?

Sri Mulyani Sebut Dunia Akan Gelap Gulita, Apa Dampaknya ke Properti?

Almadinah Putri Brilian - detikProperti
Senin, 31 Jul 2023 16:49 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
Menteri Keuangan Sri Mulyani/Foto: Dok. YouTube Kementerian Keuangan
Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut dunia akan 'gelap gulita' karena kondisi ekonomi yang belum membaik. Lantas apakah akan ada dampaknya bagi sektor properti?

Bendahara Negara tersebut menyebut kondisi saat ini sudah lebih baik dari yang diperkirakan semula. Meski demikian, organisasi dunia telah memproyeksikan pada 2023 ini akan ada banyak negara yang masuk jurang resesi.

"Dunia akan gelap gulita 2023 ini karena pertumbuhan dunia hanya 2,1%. ini turun drastis dari pertumbuhan tahun sebelumnya yang 6,3%," katanya dalam acara Penyerahan Insentif Fiskal yang disiarkan secara langsung lewat Kanal Youtube Kementerian Keuangan RI, Senin (31/7/2023), dikutip dari detikFinance.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wanita yang akrab disapa Ani menilai, kondisi ekonomi dunia masih belum bisa dikatakan aman. Sebab, pertumbuhan perdagangan saat ini merupakan yang terendah, hanya 2,1% dibanding pada 2021 yang mencapai 10,7%. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya disrupsi, baik dari sisi suplai maupun sisi perdagangan yang akan sangat menentukan inflasi.

Lalu, apakah hal ini bisa berdampak pada sektor properti?

ADVERTISEMENT

Direktur INDEF, Tauhid Ahmad mengatakan, salah satu dampak yang ditimbulkan dari laju pertumbuhan global yang melambat, kemungkinan bisa menyebabkan inflasi yang tinggi. Implikasinya, The Fed akan ikut menaikkan suku bunga mereka.

Apabila hal itu terjadi dan Bank Indonesia (BI) merespons dengan menaikkan suku bunga, maka bunga kredit untuk mencicil rumah kemungkinan juga naik.

"Suku bunga bisa semakin mahal kalau BI naikkan suku bunga merespons kenaikan The Fed," katanya kepada detikcom, Senin (31/7/2023).

Untuk saat ini, ia menuturkan sudah terlihat ada perlambatan pertumbuhan kredit di sektor real estate. Meski demikian, ia menilai hal itu terjadi karena masyarakat lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan pokok, seperti pangan, dibanding berinvestasi atau membeli properti.

"Pasti (ada pengaruh ke sektor perumahan) ini kan sekarang sudah era suku bunga tinggi, kalau kita jalur kredit, bulan lalu itu masih di atas 8% growth credit per bulan, tapi Juni ini sekitar 7% itu sudah mulai melambat growth pertumbuhan kredit," ungkapnya.

"Kalau kita lihat real estate dan sebagainya itu melambat kalau di growth ekonominya ya. Saya kira ini terjadi karena sekarang orang lebih melihat consumption-nya tidak ke sektor perumahan, tapi ke pokok dulu, makanan, minuman dan sebagainya ketimbang berinvestasi atau mengejar sektor perumahan," sambungnya.

Sektor lainnya yang kemungkinan berdampak dari perlambatan pertumbuhan global bagi Indonesia adalah sektor ekspor-impor, keuangan, inflasi pangan, hingga wisata.

Namun, menurutnya hal itu tidak akan membuat Indonesia sampai mengalami resesi seperti negara-negara lainnya. Risiko terburuknya, bisa saja mengalami perlambatan ekonomi.

"Saya kira kalau resesi nggak, tapi kalau misalnya perlambatan ekonominya, kemarin kita 5%, di atas 5 (persen), saya kira dampaknya ke kita agak sedikit nurun ya karena sektor perdagangan internasional kita yang jelas pasti turun. Potensi pertumbuhan ekonomi kita bisa di bawah 5 (persen). Itu saya kira risiko terburuk," paparnya.

Senada, Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah menuturkan, kemungkinan Indonesia mengalami resesi sangat kecil. Sebab, ekonomi Indonesia bergantung pada pasar domestik, baik dari konsumsi dan investasi.

"Walaupun kondisi global itu diperkirakan mengalami perlambatan, tapi sepanjang kita bisa mengelola permintaan domestik, baik itu konsumsi dan investasi, maka perekonomian Indonesia masih bisa tumbuh dengan cukup baik. Walaupun terdampak, bisa kita minimalkan," katanya kepada detikcom.




(zlf/zlf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads