Membangun rumah biasanya membutuhkan waktu berbulan-bulan. Namun, kini membangun rumah bisa dalam waktu sehari. Kok bisa?
Rumah tersebut dibangun dengan cara cetak 3 dimensi alias 3D-Printed House. Apa itu?
Dilansir dari Built In, Jumat (28/7/2023), 3D-Printed House atau rumah cetak 3 dimensi adalah tempat tinggal seukuran aslinya yang menggunakan pencetakan 3 dimensi sebagai alat konstruksi utamanya. Biasanya, rumah ini terbuat dari campuran semen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rumah ini dicetak menggunakan Printer 3D berukuran besar atau berskala industri membangun rumah itu melalui satu lapisan pada satu waktu secara berulang.
Printer ini akan mengeluarkan campuran seperti pasta, yang terdiri dari bahan-bahan pilihan, biasanya campuran semen, tetapi juga bisa dari pasir, polimer khusus, hingga bio-resin, seperti tanah, tanah liat, atau tepung kayu (campuran serbuk gergaji halus yang dicampur dengan pengikat berbahan dasar jagung).
Saat ini, printer 3D berukuran industri memungkinkan untuk mencetak seluruh bagian rumah dalam waktu kurang dari 24 jam. Namun, perlu diingat bahwa 'waktu pencetakan' proyek di luar dari pencetakan ulang atau waktu konstruksi yang diperlukan untuk menyusun rumah yang dicetak di tempat dan diangkut ke lokasi akhir.
Printer 3D ini terbuat dari kerangka baja rangka 4 yang membentuk semacam kubus berongga. Di atasnya, lengan robot bergerak sepanjang lintasan, mengikuti instruksi yang telah diprogram sebelumnya dari blueprint atau cetak biru.
Campuran semen itu dipanaskan selama proses ekstraksi termal. Nantinya pasta akan keluar dari mulut pipa. Sebelum lapisan berikutnya keluar, campuran tersebut dipadatkan dengan pengering beton. Proses ini terus berulang hingga semua elemen bangunan yang diunggah selesai.
Sebagai catatan, tempat kerja konstruksi tidak sepenuhnya otomatis. Diperlukan pengawasan manusia agar tidak ada gangguan teknis. Teknisi spesialis juga harus ada di lokasi untuk memotong lubang untuk pemasangan seperti pipa ledeng, kabel listrik, pintu, dan jendela.
(zlf/zlf)