Heboh Panji Gumilang Disebut Beli Lahan di Pulau Galang, Ini Sejarahnya

Heboh Panji Gumilang Disebut Beli Lahan di Pulau Galang, Ini Sejarahnya

Tim Detikcom - detikProperti
Selasa, 25 Jul 2023 10:06 WIB
Video viral Panji Gumilang menyebut telah membeli tanah di Batam, Kepri.
Video viral Panji Gumilang sebut beli lahan di Pulau Galang/Foto: Istimewa
Jakarta -

Panji Gumilang, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun viral dikabarkan membeli tanah seluas 20 hektar di Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau. Panji disebut akan membangun lahan pertanian, perkebunan hingga galangan kapal.

Kabar itu beredar melalui video yang tersebar di sejumlah akun media sosial dan aplikasi pengirim pesan. Dilihat detikSumut pada Senin (24/7/2023) pada video berdurasi 1 menit 30 detik, Panji tampak tengah menjelaskan bahwa dirinya baru membeli tanah di Pulau Galang, Batam. Tanah tersebut berjarak 20 km dari Titik Nol Batam.

"Kita berada di penghujung Pulau Galang baru, menjelang titik nol. Kurang lebih 20 km dari sini ke titik nol. Kita berdiri menghadap ke barat, belakang timur dan belakang kita ada 20 hektar, yang pekan lalu kita bebaskan dari pemilik awal Pak Ahuang, Pak Rudi," jelas Panji dalam video tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pulau Galang sendiri memiliki cerita menarik untuk disimak. Pulau Galang diketahui memiliki kampung Vietnam, karena dulu pulau indah ini pernah menjadi kamp penampungan pengungsi Vietnam.

Dari catatan detikcom, Pulau Galang pernah menjadi tempat penanganan pengungsi dari Vietnam atau yang kerap dijuluki manusia perahu (Vietnamese Boat People) antara tahun 1979 sampai 1996. Ketika itu, Indonesia masih dipimpin oleh Presiden Soeharto. Atas dasar yuridis nasional pelaksanaan bantuan bukan hanya pada Keputusan Presiden semata, namun tetap merujuk pada ketentuan internasional.

ADVERTISEMENT

Dalam buku Troubled Transit: Politik Indonesia Bagi Para Pencari Suaka karya Antje Missbach, dijelaskan bahwa manusia perahu Vietnam datang ke Indonesia akibat situasi politik di Vietnam kala itu.

Usai kemenangan Komunis dan kejatuhan Saigon April 1975, puluhan ribu orang Vietnam keluar dari negaranya untuk mencari suaka. Pasalnya, mereka takut jika diperlakukan buruk oleh kepemimpinan yang baru. Mereka kabur dengan menggunakan perahu untuk pergi ke berbagai negara. Oleh karena itu, mereka kerap dijuluki manusia perahu.

Berdasarkan laporan pertama, 19 Mei 1975, sekitar 97 orang manusia perahu Vietnam tiba di Indonesia. Sedangkan menurut laporan PBB tahun 1979, ada 43.000 manusia perahu sudah masuk Indonesia. Mekanisme penyaringan pencari suaka kala itu belum ada. Tetapi secara otomatis, status para manusia perahu masuk sebagai pengungsi prima facie (pertama kali) dan beberapa bentuk perlindungan.

Lantas, pemerintah Indonesia memilih Pulau Galang di Riau sebagai tempat untuk 10.000 pengungsi manusia perahu. Pulau Galang dipilih lantaran lokasinya relatif strategis. Jaraknya hanya 7 km dari Pulau Batam. Luasnya sekitar 80 km persegi. Penempatan para manusia perahu di Pulau Galang ini juga dimaksudkan untuk memisahkan mereka dari penduduk lokal dan meminimalisir pembaruan aktif.

Padahal awalnya Pulau Galang tak diniatkan sebagai permukiman permanen para manusia perahu. Namun pemerintah Indonesia terpaksa melakukannya karena alasan kemanusiaan. Kendati demikian, pemerintah Indonesia tetap berusaha memanusiakan para manusia perahu. Mereka diberi pendidikan dan kursus bahasa Indonesia. Lalu, pada Mei 1979, diselenggarakan Pertemuan para Menlu seluruh ASEAN. Dari kesepakatan itu, semua biaya akomodasi pengungsi di Indonesia menjadi tanggungan UNHCR.

Maka setelahnya, dibangunlah kamp-kamp pengungsian di Pulau Galang. Hingga beberapa tahun setelahnya, jumlah manusia perahu di Pulau Galang terus bertambah. Apalagi, kala itu manusia perahu yang ke Malaysia ditolak karena kebijakan pengalihan jurusan, sehingga jumlah manusia perahu di Pulau Galang meningkat hingga 16.500. Manusia perahu di Pulau Galang pun hidup hampir dua dekade.

Namun, pada tahun 1994 Pemerintah Indonesia ingin mengosongkan Pulau Galang, karena ingin membangun kawasan itu untuk industri khusus. TNI pun membantu sekitar 8.500 manusia perahu untuk pulang ke negara asalnya, melalui jalur laut dan udara. Sisanya, pergi mencari suaka ke negara lain.

Berpuluh tahun ditinggalkan, kini kamp-kamp untuk manusia perahu sudah rusak. Namun, tempat ibadah Buddha peninggalan mereka masih bisa ditemukan jejaknya. Pulau Galang dianggap sebagai salah satu bukti catatan humanisme pemerintah Indonesia era Soeharto.

Selain latar belakang soal pengungsi Vietnam itu, Pulau Galang juga pernah menjadi salah satu lokasi dibangunnya rumah sakit khusus untuk menampung pasien Corona kala pandemi lalu.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pimpinan Pondok Pesantre Al-Zaytun Panji Gumilang dikabarkan membeli lahan di Pulau Galang seluas 20 hektar.

Pandji juga menjelaskan tanah yang baru dibelinya melalui tiga kali proses pembayaran dari pemilik pertama. Rencananya lokasi tersebut akan dibangun lahan pertanian, perkebunan dan galangan kapal.

"Kita harapkan tempat ini separuh untuk pertanian, separuh bukit untuk perkebunan dan bawah untuk galangan kapal. Dan sini sudah kita buat selokan selokan ke laut. belakang kita ini laut kurang lebih 1 km. Maknanya 200 x 1 km mendapatkan 20 hektar kurang lebih," kata Panji dalam video yang beredar.


Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads