Seorang wanita paruh baya Dyah Aristi Kusuma Putri (50) hidup sebatang kara di sebuah rumah reyot tak layak huni di Koja, Jakarta Utara. Begini penampakan rumahnya.
Wanita yang akrab disapa Putri tersebut tinggal di sebuah rumah kawasan Tugu Utara, Koja tanpa listrik. Putri mengaku tinggal di rumah tersebut milik orang tua angkatnya sejak tahun 1979.
Saat diajak berbicara, Putri sendiri nampak masih bisa berkomunikasi dan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Namun ia sendiri terlihat linglung saat diajak bicara dan jawaban yang diberikannya sering kali berputar-putar dan kurang nyambung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sudah lama tinggal di sini, sekitar tahun 1979," ungkap Putri ditemui detikcom beberapa waktu lalu.
Bagaimana cerita lengkap Putri dan penampakan rumahnya? Berikut selengkapnya:
Pernah Tinggal di AS
Foto: Ignacio Geordy Oswaldo
|
Ia bercerita sempat tinggal di AS dari 2003 sampai 2006. Setelah itu ia juga sempat tinggal di Hokkaido, Jepang. Dirinya mengaku baru kembali menempati rumah tua ini pada 2016 lalu.
"Baru tinggal di sini lagi sekitar 7 tahun yang lalu lah. (Baru tinggal di sini lagi sekitar tahun 2016?) iya sekitar tahun 2016 lah," ungkapnya.
Putri mengaku saat pertama kali kembali tinggal di rumah itu, kondisi huniannya ini masih layak untuk ditinggali. Namun perlahan-lahan rumah yang ditempatinya itu mulai rusak hingga kondisinya sangat memprihatinkan seperti sekarang.
"Awalnya bagus rumah ini (masih layak huni) kemudian satu per satu mulai rusak," jelasnya.
Kondisi Rumah
Foto: Ignacio Geordy Oswaldo
|
Tidak hanya puing-puing, pada sisi kanan dan kiri rumah pun terlihat ditanami pohon. Sedangkan pada bagian tembok depan rumah dihiasi motif bata merah dengan pintu kayu yang sudah usang dan tidak memiliki kenop atau kunci lagi.
Masuk ke dalam, terdapat sebuah ruangan yang penuh dengan tumpukan barang-barang yang berserakan satu dengan lainnya. Mulai dari tumpukan baju, kompor minyak dengan sumbunya, dan beberapa alat masak.
Di ruang itu juga ada sebuah meja kayu besar, sofa tua berwarna biru, satu kursi panjang dari kayu, dan satu kursi kayu dengan dudukan yang sudah rusak.
Sementara itu, pada bagian belakang rumah Putri sudah tidak lagi memiliki atap. Bagian belakang itu hanya berisikan puing-puing tembok dan pecahan genteng.
Kondisi Rumah
Foto: Ignacio Geordy Oswaldo
|
Kemudian pada sisi samping dalam rumah, terlihat ada sebuah sumur yang digunakan Putri sebagai sumber air. Di dekat sumur itu juga terlihat ada satu kamar mandi yang isinya sudah dipenuhi puing-puing.
Pernah Bekerja Jadi Model Majalah
Foto: Ignacio Geordy Oswaldo
|
Putri mengaku pernah menjadi model hingga pramusaji di sebuah restoran cepat saji saat masih berkuliah.
Diceritakannnya, ia pernah menempuh pendidikan S1 dan S2 di fakultas hukum salah satu universitas swasta di Jakarta. Saat berkuliah Putri mengaku sering diejek oleh teman-teman kuliahnya, mulai dari bau, dekil, hingga kutu buku.
Karena hal ini, ia kemudian bertekad untuk membuktikan kepada teman-temannya itu bila penampilannya tidak seburuk yang dikatakan. Dengan tekadnya ia kemudian mengikuti berbagai macam kompetisi kecantikan. Dari sana Putri berkesempatan untuk bekerja sebagai model majalah.
"Saya pertama (jadi) model majalah. Pertama itu model majalah baju renang, dulu ada namanya majalah swimming, terus di Indonesia ada namanya majalah popular, ada juga popularity, ada lagi majalah fesyen," ungkap Putri.
Selain menjadi model, ia juga mengaku pernah bekerja sebagai pramusaji di sebuah jaringan restoran cepat saji. "Iya malamnya (sehabis kuliah) saya sambil nyambi jadi waitress gitu kan. Karena kan model nggak terus-terusan," tambahnya.
Di luar itu saat ini untuk kebutuhan sehari-hari, Putri mengaku sering mendapatkan bantuan dari warga sekitar, gereja, hingga dinas sosial. Sedangkan untuk kebutuhan air, pada bagian belakang rumahnya terdapat sebuah sumur.
Simak Video "Rudy Salim Bantah Berikan Rumah Mewah ke Putri Ariani"
[Gambas:Video 20detik]