Di antara mereka yang berhasil menjadi wanita terkaya di Asia Tenggara, salah satunya adalah konglomerat energi asal RI, Dewi Kam.
Dewi Kam merupakan wanita terkaya di Asia Tenggara dengan kekayaan mencapai US$ 4,3 miliar atau Rp 64,5 triliun (kurs Rp 15.000/dolar AS). Saat ini ia juga berada di posisi ke-9 orang terkaya di RI sekaligus menduduki peringkat ke-679 di dunia.
Dengan kekayaannya sebesar itu, tak heran tentunya bila dia punya aset properti mewah. Benar saja, beberapa waktu lalu ia sempatbikin geger karena membeli unit kondominium dengan empat kamar tidur seluas 4.112 kaki persegi di lantai 24 Scotts High Park. Nilai properti tersebut sebesar US$ 12,68 juta atau sekitar Rp 188,93 miliar (kurs Rp 14.900).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari EdgeProp, Minggu (23/7/2023), Dewi Kam juga harus merogoh kantong untuk membayar Additional Buyer Stamp Duty (ABSD) alias Bea Meterai Pembelian Tambahan sebesar 60% untuk kondominium ita.
Sebagai warga negara asing, Kam membayar 6% bea meterai pembeli (BSD) sebesar US$ 760.800. Pasalnya BSD untuk semua properti hunian pribadi di atas US$ 3 juta dinaikkan dari 4% menjadi 5% mulai 15 Februari 2023.
Kam juga dikenakan ABSD yang dinaikkan dari 30% menjadi 60% mulai 27 April 2023. Kebijakan itu dilakukan untuk mendinginkan pasar properti residensial yang harganya kian meroket.
Kam diperkirakan membayar ABSD untuk properti yang dipunya di Singapura sebesar US$ 7,60 juta atau sekitar Rp 113,24 miliar. Total pembelian properti termasuk bea meterai ABSD dan BSD menjadi US$ 21,04 juta atau setara Rp 313,49 miliar.
Pembelian properti Kam menandai harga tertinggi yang tercatat dalam 73 unit Scotts High Park sejak proyek diluncurkan pada Agustus 2006. Proyek kondominium ini dikembangkan oleh CapitaLand Development di Scotts, Singapura yang telah dibeli seharga US$ 65 juta pada pertengahan 1990-an.
Berdasarkan data Forbes, Dewi Kam memiliki harta kekayaan bersih sebesar US$ 2 miliar atau setara Rp 29,8 triliun. Harta perempuan terkaya Indonesia ini berasal dari saham mayoritasnya di perusahaan pertambangan batu bara yang terdaftar di Indonesia, yakni Bayan Resource (BYAN).
(dna/zlf)