Jakarta masih menjadi magnet bagi jutaan orang untuk mencari rejeki. Pada tahun 2020 saja tercatat populasi penduduk Jakarta mencapai 10,56 juta orang. Hal ini tentu bikin kebutuhan hunian meningkat di kawasan ini.
Sayangnya, harga rumah di Jakarta yang sudah tinggi sulit dicapai oleh banyak orang. Alhasil, orang-orang pun mencari hunian yang tak jauh dari Jakarta, namun masih masuk dengan dengan kantong mereka.
Salah satu wilayah yang punya potensi adalah Parung Panjang, Kabupaten Bogor. Tim d'House Hunter detikcom menelusuri kawasan ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Benar saja, perang iklan penjualan rumah terjadi di wilayah ini. Hal ini seolah menggambarkan jika Parung Panjang tengah diserbu para pengembang.
Tapi sebelum memutuskan membeli rumah di Parung Panjang, baik untuk rumah tinggal atau investasi, ada baiknya detikers baca ulasan ini sebagai bahan pertimbangan.
Ragam hunian yang Tersedia
Tim d'House Hunter menelusuri sejumlah perumahan yang ditawarkan pengembang. Untuk rumah subsidi di Puri Harmoni 8 Extension, harga yang ditawarkan sebesar Rp 168 juta. Rumah yang ditawarkan di antaranya memiliki tipe 28/60.
Dengan uang muka Rp 8,5 juta kemudian ditambah biaya-biaya lain, disimulasikan cicilan per bulan untuk KPR 10 tahun sebesar Rp 1,72 juta, untuk 15 tahun sebesar Rp 1,28 juta dan 20 tahun sebesar Rp 1,06 juta.
Di Parung Panjang juga ada The Leaf Residence. Di sini, yang masih tersedia di antaranya ialah untuk klaster IV Dahlia dengan tipe 35/72. Harga yang cash keras yang ditawarkan untuk unit ini sebesar Rp 265 juta. Sementara, untuk KPR Rp 299 juta.
Ada juga klaster IV Dahlia dua lantai dengan tipe 52/72. Harga cash keras yang ditawarkan Rp 399 juta. Sementara, untuk KPR-nya Rp 449 juta.
Lalu, ada juga perumahan yang belum lama dilaunching bernama Amara Village. Perumahan ini berada di kawasan Sentraland yang cukup ramai di Parung Panjang.
Harga cash keras untuk rumah tipe 27/60 adalah Rp 332,49 juta, tipe 39/72 seharga Rp 424,95 juta dan tipe 46/72 Rp 455,14 juta. Skema KPR juga ditawarkan untuk perumahan ini.
Para 'sultan' juga bisa tinggal Parung Panjang.Yakin nih? Yakin dong. Buka deh halaman selanjutnya buat penawaran rumah untuk para 'sultan'.
Para 'sultan' juga bisa tinggal Parung Panjang. Sebab, di wilayah ini tengah dibangun perumahan elit dengan nama Millenium City.
![]() |
Mewahnya perumahan ini tercermin dari bagian depan perumahan, di mana sebuah gapura megah telah berdiri untuk menyapa para penghuninya.
Untuk tipe rumah dengan luas tanah 106 m2 dan luas bangunan 90 m2 harga tunai ditawarkan dengan harga Rp 1,26 miliar. Sementara, KPR dengan DP 20% ditawarkan dengan harga Rp 1,43 miliar.
![]() |
Untuk tipe lainnya 61/60 di Carlton 3 ditawarkan dengan harga tunai Rp 752 juta. Sementara, untuk KPR dengan DP 20% sebesar Rp 861 juta. Di Carlton 3 juga ada tipe 70/88 di mana harga tunainya Rp 989 juta dan KPR-nya Rp 1,13 miliar.
Untuk lebih detilnya, pemburu rumah bisa datang langsung ke lokasi dan mengecek kondisinya. Pemburu rumah juga bisa menanyakan lebih detil bagaimana skema pembelian rumah-rumah tersebut.
Fasilitas Umum
Dari segi akses, Parung Panjang dilewati KRL rute Tanah Abang-Rangkas Bitung. Waktu tempuh Stasiun Tanah Abang ke Parung Panjang ataupun sebaliknya membutuhkan waktu sekitar 40 menit. Transportasi ini menguntungkan bagi mereka yang memiliki mobilitas tinggi di ibu kota.
Jalan utama di Parung Panjang pun cukup lebar. Namun, di beberapa titik bergelombang karena jalan ini kerap 'dihajar' truk-truk besar. Truk-truk tersebut juga kadang memenuhi jalan di malam hari.
Hal ini pun dikeluhkan Laksmi, yang baru saja menempati huniannya di Parung Panjang.
"Ya semoga fasilitas sama infrastrukturnya ditingkatin. Sama truk-truk lebih dijadwalin deh, apalagi sebelum jadwal truk-truk jalan kalau bisa jangan sampe ngetem di pinggir jalan, apalagi tiap hari Jumat malam sampai weekend deh, buset pada ngetem di pinggir jalan nunggu jam boleh pada beroperasi bikin macet parah," katanya.
![]() |
Parung Panjang juga bakal terhubung dengan tol. Sebab, Tol Serpong-Balaraja tengah dibangun di mana berdasarkan keterangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) konstruksinya dijadwalkan rampung pada 2024. Tol Serpong-Balaraja terdiri dari tiga seksi yakni BSD-Legok, Legok-Tigaraksa Selatan, Tigaraksa Selatan-Balaraja.
Rencananya, Tol Serpong-Balaraja rencananya memiliki 8 simpang susun (SS) yang bisa menjadi akses baru dari Serpong hingga Balaraja yakni SS CBD, SS Industri, SS Legok, SS Mekar Jaya, SS Pasir Barat, SS Jambe, SS Cileles, dan SS Tigaraksa. Tol ini akan terkoneksi dengan tol lainnya yaitu Tol Serpong-Ulujami yang juga terkoneksi dengan Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) 1 dan JORR 2.
Untuk kebutuhan sehari-hari, terdapat Pasar Parung Panjang yang menjual aneka kebutuhan pokok. Kemudian, ada juga ruko-ruko di kawasan perumahan yang menyediakan kebutuhan pokok seperti beras, daging, sayur dan lainnya.
![]() |
Supermarket besar belum tampak di Parung Panjang. Namun, mini market seperti Indomaret, Alfamart dan Alfamidi sudah banyak tersedia. Jika ingin ke supermarket besar, bisa mendatangi BSD atau Karawaci dengan waktu tempuh sekitar 3- sampai 40 menit.
Begitu juga layanan kesehatan. Rumah sakit besar juga belum tersedia. Namun, di Parung Panjang terdapat puskesmas dan klinik-klinik yang memberikan pelayanan.
Sementara, untuk pendidikan cukup banyak sekolah negeri maupun swasta. Meski begitu, belum tampak sekolah internasional atapun swasta dengan nama yang populer di wilayah ini.
Meski fasilitas masih relatif terbatas, Laksmi meyakini, fasilitas di Parung Panjang akan terus berkembang. "Soalnya gue (saya) mikir, masalah fasilitas ini pasti bakal ada perkembangannya. Apalagi, pembangunan perumahan di sini lumayan pesat juga, kemungkinan bakal dilirik juga sama investor atau sama pemda, berhubung sama permintaan warga di sana kan," katanya.
Peluang Investasi
Harga rumah di wilayah tersebut turut merangkak naik. Tim d'House Hunter mendapat informasi tersebut dari sejumlah tenaga pemasar perumahan.
Rumah di Puri Harmoni 8 misalnya, pada tahun 2015 lalu dilepas dengan harga sekitar Rp 126 juta. Saat ini, perumahan yang menyediakan hunian subsidi melepas unitnya seharga Rp 168 juta.
Tanah di sekitar perumahan ini pun meningkat harganya. Dari sekitar Rp 400 ribu per m2 di tahun 2014, kini Rp 2 juta per m2. Itu pun belum tentu dilepas.
Begitu juga dengan di kawasan Sentraland. Salah seorang tenaga pemasaran mengatakan, pada tahun 2015 melepas unit dengan harga Rp 188 juta untuk tipe 23/60. Dengan tipe yang sama, rumah di kawasan tersebut kini dilepas di kisaran harga Rp 330 juta.
Terkait hal tersebut, Pengamat Properti Panangian Simanungkalit mengatakan, selama memiliki akses yang bagus, maka hunian tersebut akan diburu orang.
"Selama transportasinya bagus, biasanya sih orang cari transportasi, aksesnya kan. Jadi karena sudah ada jalan tol di sana itu yang membuat dia lumayan," katanya kepada detikcom.
![]() |
Dia menjelaskan, harga properti biasanya mengalami kenaikan sekitar 10% per tahun. Namun, dia bilang, ada yang menantang di tengah pandemi COVID-19 ini.
Menurutnya, makin banyak pengembang yang masuk kemungkinan harganya agak tertahan. Sebab, pengembang harus menyesuaikan dengan kondisi pasar yang ada.
"Biasanya sih 10% rata-rata. Tapi kan balik lagi karena pengembang begitu banyak yang masuk itu yang membuat harganya itu jadi agak tertahan. Makin banyak pengembang justru kadang-kadang makin berebutan pengembangnya, karena konsumen Indonesia ini kan kena krisis gara-gara COVID ini, besar dampaknya pada daya beli," terangnya.
(acd/dna)