Ngadenin (63), lansia yang rumahnya dihimpit hotel mengaku sakit hati atas pernyataan pemilik hotel ketika ditanya soal akses masuk ke rumahnya. Pasalnya, akses masuk ke rumah Ngadenin hanya bisa lewat saluran air.
Ia sempat menanyakan perihal akses jalan masuk rumahnya ke pihak hotel. Namun, jawaban yang didapat kurang mengenakan hatinya.
"Saya pernah nanya sama hotel, 'Pak, kalau saya mau pulang, saya gimana (jalannya)?'. Sama yang punya hotel (dijawab) 'kamu harus beli helikopter dulu'. Gitu mbak, agak nyesek ya," tuturnya kepada detikcom, Jumat (14/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memang, akses ke b hanya bisa dilewati melalui saluran air yang. Untuk mencapai rumahnya pun cukup sulit karena saluran air yang ada hanya selebar 1 meter dan panjang 10 meter. Belum lagi adanya genangan air di dalamnya.
Bahkan jika sedang musim hujan bisa mencapai 1,5 meter tingginya di saluran air tersebut. Walau rumah Ngadenin terletak di atas got, kalau sedang hujan lebat juga bisa terkena banjir. Yang terparah Ngadenin pernah mengalami banjir setinggi 1 meter di rumahnya.
"Ya kalau lagi hujan lebat banget itu bisa sampai 1 meter banjir di rumah, kalau hujan biasa-biasa saja ya nggak," paparnya.
Sebagai informasi, di sekitar rumah Ngadenin yang terhimpit hotel, terdapat 3 rumah. Namun, salah satu rumah tersebut akhirnya 'tukar guling' alias menerima tawaran pindah rumah dari pihak hotel ke kawasan lain.
Lalu, sisa rumah Ngadenin dan Peni. Namun, karena rumah tersebut sulit aksesnya dan cukup bahaya, akhirnya mereka berdua pindah dari rumah itu.
Ngadenin saat ini tinggal di warung satenya yang tak jauh dari rumah bersama dengan istrinya. Ia sudah tinggal di warungnya ini selama 3 tahun.
(zlf/zlf)