Rumah milik Ngadenin (63) telah dihimpit hotel selama 3 tahun lamanya. Samping kanan, kiri, dan depan rumahnya telah ditutup total sehingga satu-satunya jalan menuju rumahnya hanya lewat saluran air atau got.
Got tersebut memiliki panjang sekitar 30 meter dengan lebar hampir 1 meter. Sangat sempit, bukan?
Ditambah lagi adanya genangan air setinggi mata kaki di dalamnya, membuat Ngadenin harus menggunakan sepatu boot agar tidak terkena air got. Air tersebut juga terlihat sangat keruh dan ada bebatuan sebagai pijakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai informasi, jika sedang musim hujan bisa terjadi banjir hingga 1,5 meter. Walau rumah Ngadenin terletak di atas got, kalau sedang hujan lebat juga bisa terkena banjir. Yang terparah, Ngadenin pernah mengalami banjir setinggi 1 meter di rumahnya.
"Ya kalau lagi hujan lebat banget itu bisa sampai 1 meter banjir di rumah, kalau hujan biasa-biasa saja ya nggak," tuturnya kepada detikcom di Bekasi, Jumat (14/7/2023).
Tak hanya itu, di samping kanan-kiri got juga ada semacam besi dari rumah-rumah yang berdiri di atasnya sehingga harus sangat hati-hati ketika melewatinya agar tak tergores.
Belum lagi, pipa-pipa air dari rumah yang membuat air hasil rumah tangganya turun ke dalam got tersebut juga membuat Ngadenin was-was agar tak terkena cipratannya.
Setelah sampai pada titik tertentu, Ngadenin masih harus naik tangga dan masuk ke jendela agar bisa mengakses rumahnya. Ternyata, rumah pertama yang dimasuki adalah rumah tetangganya, Peni. Untuk menuju rumah Ngadenin, harus keluar dari rumah Peni dulu, lalu belok kiri dan melewati tembok barulah sampai di rumah Ngadeni.
"Ini rumahnya," kata Ngadenin.
Rumahnya bercat hijau dan tampak lapuk dimakan usia. Bagian langit-langitnya sudah tidak ada dan langsung terlihat rangka rumahnya.
Di dalamnya masih terdapat beberapa lemari pakaian dan dipan tempat tidur. Pintu rumah yang ada juga sudah lapuk dan reyot. Di bagian ruang tengah, tampak foto keluarga yang masih terpasang.
![]() |
"Ini ruang dapur dan kamar mandi, di sini tempat untuk tidur, dan di sini untuk kumpul bersama keluarga," tutur Ngadenin sembari menunjukkan ruangannya satu per satu.
Namun, rumah tersebut masih dialiri listrik padahal sudah 3 tahun ditinggal. Ngadenin mengatakan, jika sewaktu-waktu ia bisa kembali tinggal di rumah itu, maka tak perlu repot-repot memasang listrik lagi.
Adapun, saat ini, Ngadenin memang sudah tak tinggal di rumah itu. Ia tinggal di warung satenya yang berada tidak jauh dari rumah tersebut.
(zlf/zlf)