Hong Kong dikenal sebagai salah satu negara atau kota dengan harga properti paling mahal di dunia. Ternyata, label mahal itu bukan hanya berlaku untuk orang yang masih hidup.
Bahkan, tempat tinggal untuk orang yang sudah meninggal jauh lebih mahal bagi mereka yang masih hidup.
Ya, baik itu kuburan atau krematorium di Hong Kong harganya melebihi sebuah rumah atau flat yang nyaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari CNN, Rabu (12/7/2023), di Hong Kong, kota dengan harga properti termahal di dunia, sebuah tempat tinggal yang ukurannya kecil dihargai US$ 53 ribu atau sekitar Rp 795 juta (Kurs: Rp 15.000/dolar AS).
Namun tunggu dulu! Sebuah bangunan 12 lantai yang berlantai marmer di Shan Sum Tower, Hong Kong bisa jadi bikin Anda geleng-geleng kepala. Bangunan itu adalah krematorium mewah yang dibangun oleh arsitek Jerman dan bisa menyimpang 23.000 orang yang sudah dikremasi.
Sebuah relung yang bisa menyimpang dua guci abu kremasi dihargai US$ 76 ribu (Rp 1,14 miliar), sementara unit keluarga yang dapat menampung abu guci hingga delapan orang dihargai U$ 430 ribu (Rp 6,45 miliar).
Dengan ceruk standar berukuran sekitar satu kaki kubik persegi, dapat dikatakan bahwa tempat di menara ini relatif lebih mahal daripada properti paling mahal di Hong Kong untuk tempat tinggal. Contohnya sebuah rumah besar di area ultra eksklusif The Peak yang pada bulan Maret dihargai US$ 32.000 (Rp 480 juta) per kaki persegi.
Tapi Shan Sum, yang terletak di Kawasan Industri Tua Kwai Ching ini bahkan bukan tempat paling mahal di Hong Kong untuk orang mati.
Menurut Dewan Konsumen Hong Kong, ceruk paling mahal dari semuanya ada di kompleks mirip kuil di pinggiran utara Fanling. Tempat peristirahatan terakhir itu berharga US$ 660.000 (Rp 9,9 miliar) - dan angka itu bahkan tidak termasuk biaya manajemen minimal US$ 25.000 (Rp 375 juta) untuk biaya pemeliharaan dan tambahan.
(zlf/zlf)