Genteng menjadi salah satu bagian penting dari rumah. Sebab, genteng berfungsi untuk menghalau hujan serta panas matahari.

Jika pada umumnya genteng terbuat dari keramik, tanah liat atau bahkan asbes, genteng yang satu ini terbuat dari plastik PP (polypropylene). Bahan yang digunakan merupakan bahan daur ulang dari botol bekas, galon, dan sebagainya.

"(Genteng ini) terbuat dari plastik PP, recycle. Intinya dari pengumpulan botol-botol dijadikan plastik PP. Jadi kita namakan (genteng) GoGreen, tidak ada limbah yang terbuang," tutur Products Manager GoGreen, Tedi.

Tedi mengungkapkan, sisa dari pembuatan genteng tersebut digunakan untuk membuat barang lain. Contohnya ember, serokan sampah, alas tempat cat, hingga tali.

Atap GoGreen ini memiliki dua jenis, yaitu premium dan yang biasa. Beda yang atap yang biasa dengan yang premium terletak pada bentuk gelombang genteng dan warna.

Untuk genteng GoGreen premium berwarna biru dan silver dengan bentuk yang tidak terlalu bergelombang. Sementara warna hijau, merah, dan abu-abu bentuk gentengnya lebih bergelombang.

Untuk harganya tergantung dari lebar genteng tersebut. Berikut ini daftar harganya:

Genteng biasa warna merah, hijau, abu-abu untuk tebal 1,4 mm:
- 150 x 80: Rp 34.500/lembar
- 180 x 80: Rp 41.500/lembar
- 210 x 80: Rp 48.500/lembar
- 240 x 80: 55.500/lembar
- 300 x 80: Rp 71.000/lembar

Genteng premium warna biru dan silver untuk tebal 1,5 mm:
- 180 x 80: Rp 48.000/lembar
- 240 x 80: Rp 64.000/lembar
- 300 x 80: 82.000/lembar
- 360 x 80: Rp 98.500/lembar
- 450 x 80: Rp 123.000/lembar
- 600 x 80: Rp 164.000/lembar

Tedi juga membeberkan kelebihan dari atap GoGreen ini. Di antaranya:
- Utamanya, tidak mudah karatan
- Mempunyai UV protection
- Pemasangan lebih mudah
- Lebih ringan

Genteng ini sudah tersebar di kota-kota besar di Indonesia, seperti Surabaya, Makassar, Medan, dan kota besar lainnya. Meski demikian, ia ingin produk-produknya bisa kembali ke kancah internasional.

"Dengan pameran ini kita sebenarnya ingin go internasional. Sebetulnya kita sudah ke Vietnam, Thailand, Kamboja pada waktu sebelum COVID-19. Sesudah COVID-19, hancur karena banyak proteksi. Jadi kami mau memulai kembali (kirim ke luar negeri)," harapnya.