Arsitektur rumah tradisional di Indonesia saat ini kebanyakan sudah jarang dipakai untuk desain rumah modern. Salah satunya desain yang ditinggalkan tersebut adalah model atap limas, padahal model atap ini cukup banyak manfaatnya.
Atap rumah limas apabila dilihat dari depan, penampakannya seperti piramida yang atasnya tidak kerucut, melainkan terpenggal dan rata. Apabila dilihat dari samping, tampilannya mirip dengan atap rumah masa kini.
Dikutip dari buku Rumah Limas: Dari Material Ke Transendental tulisan Dr. Ir. H. Ibnu Aziz, M.T.Ars, penampakan atap limas tersebut merujuk pada hip roof atau atap perisai, di mana semua sisi dari rumah tertutup oleh atap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika menilik dari sejarahnya, atap limas bisa ditemukan pada rumah tradisional Sumatera Selatan, Lampung, Riau, Medan, dan Jawa. Masing-masing atap limas tersebut memiliki perbedaan dalam sudut spesifik kemiringan maupun pada konstruksi yang dinaungi oleh atap tersebut.
Kenapa atap limas banyak digunakan pada rumah tradisional masa lalu? Tidak ada keterangan yang dapat menjadi alasan kuat, tetapi terdapat teori yang mengatakan kalau awalnya desain rumah limasan berasal dari pantai Utara Jawa. Rumah tersebut juga konon menginspirasi terbentuknya rumah tradisional Sumatera Selatan, yakni rumah limas.
Rumah limas di Sumatera Selatan bukan sekadar terinspirasi, melainkan ada campur tangan sejarah dari silsilah keluarga kerjaan di Sumatera Selatan yang ternyata masih memiliki silsilah dari Jawa. Oleh karena itu, ada yang percaya bahwa ada kemungkinan jika rumah limas Palembang merupakan evolusi rumah limasan Jawa.
Di luar teori tersebut, sejarah juga mencatatkan bahwa kemunculan rumah limas sudah terjadi sejak sebelum peradaban Islam. Buktinya adalah lukisan di situs Muara Jambi dari abad ke-9 yang masih merupakan zaman Hindu-Buddha.
Selain karena silsilahnya yang saling bertautan, atap limas disebut lebih tahan pada angin daripada atap pelana yang banyak digunakan saat ini yang bentuknya segitiga dan mengerucut di bagian atas.
Atap Limas memang lebih rumit dibuatnya sehingga berpengaruh pada besar biaya yang dibutuhkan, tetapi biaya tersebut masih memungkinkan bagi keluarga bangsawan yang memang kaya raya pada saat itu. Hal ini juga yang menyebabkan rumah modern hampir tidak ada yang menggunakan atap limas seperti ini.
(aqi/das)










































