Arsitek adalah salah satu profesi yang cukup diminati di Indonesia. Saat ini sudah banyak arsitek-arsitek legendaris dengan karya bangunannya yang berdiri di seluruh Indonesia bahkan di belahan dunia lain.
Profesi arsitek ini diketahui sudah ada sejak era dinasti ketiga kerajaan Mesir. Sudah beribu-ribu tahun yang lalu. Lantas, siapa sosok arsitek pertama di Indonesia? Apakah ia sosok dibalik bangunan bersejarah di Tanah Air?
Sosok itu adalah Mas Aboekassan Atmodirono, arsitek pribumi pertama di Nusantara. Kala itu, Indonesia masih dijajah oleh Belanda dan Aboekassan merupakan arsitek pertama yang diakui.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dilansir dari situs resmi Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), Aboekassan merupakan pria kelahiran Wonosobo, Jawa Tengah, pada 18 Maret 1860. Ia adalah pribumi, anak dari Jaksa Kepala di Purworejo, Karesidenan Kedua. Pada masa itu pendidikan bagi pribumi masih terbatas aksesnya, Aboekassan berhasil mengenyam pendidikan di Europeesche Lagere School yang merupakan sekolah khusus anak-anak Eropa. Ia bisa sekolah di sana karena status ayahnya, yaitu Atmodirono sebagai seorang pejabat Kejaksaan saat itu.
Setelah lulus, ia melanjutkan sekolah di Koningin Wilheminaschool yang merupakan sekolah unggulan kala itu. Aboekassan menyelesaikan masa sekolahnya pada 1878 dan ditugaskan menjadi Opseter kelas tiga pada Dinas Pengairan dan Pekerjaan Umum Negeri yang merupakan pekerjaan bergengsi pada masa itu. Kerennya lagi pada saat itu, ia baru berusia 18 tahun.
Baca juga: Ini Sosok Arsitek yang Desain Gedung DPR RI |
Meski masih sangat muda, kinerja Aboekassan diakui oleh rekan kerjanya sehingga kariernya berkembang pesat dan menjadi Opseter kelas satu dalam waktu singkat. Bukan hanya itu, ia juga menguasai beberapa bahasa asing yaitu Inggris, Prancis dan Jerman selain bahasa Belanda.
Dengan pencapaiannya tersebut, ia menjadi orang Jawa pertama yang diperlakukan sama dengan orang-orang Eropa, baik jabatan maupun penghasilannya. Sebagai Opseter kelas satu, Aboekassan sering pergi dinas, seperti di Pejarakan, Kebumen, Karanganyar, Banjarnegara, hingga Semarang.
Dirinya mulai menjadi arsitek pada 1898 ketika ditunjuk sebagai penanggungjawab Dinas Pengairan dan Pekerjaan Umum Negeri. Aboekassan mendapat apresiasi tinggi dari para petinggi dan hasil karyanya mendapat anugerah bintang kehormatan "de Orde van Oranye Nassau".
Meski memiliki karir cemerlang, Aboekassan tetap tampil apa adanya. Sempat dikisahkan oleh Ir. AM. Valkenburg yang pernah menjadi atasan Aboekassan, rumah milik Aboekassan lebih mirip seperti kos-kosan. Ia juga selalu menggunakan pakaian Jawa meski bekerja di lingkungan orang-orang Eropa.
Sebagai seorang arsitek pasti ada karya yang diciptakan. Salah satu karya paling terkenal yang pernah dirancang olehnya yaitu bangunan Gedung Sosieteit Mangkunegaran atau saat ini dikenal sebagai Monumen Pers Nasional. Ia merancang bangunan tersebut dan menyerahkannya ke Paduka Mangkunegaran VII pada 1917. Kemudian pembangunan dimulai pada 1918 dan selesai pada 1920.
Aboekassan wafat pada 23 Juli 1920 di kediamannya di karren weg atau Jl. Dr. Cipto dan dimakamkan di Bergot, Semarang.
(aqi/zlf)