Ada sejumlah bangunan tua yang masih berdiri kokoh di Italia, salah satunya adalah Pantheon. Selain menyimpan sejarah panjang, Pantheon menunjukkan betapa hebatnya struktur bangunan sejak zaman Romawi.
Pantheon telah berdiri kokoh sejak 2.000 tahun lalu. Hebatnya, bangunan bersejarah itu masih berdiri kokoh dan menjadi daya tarik wisatawan yang berkunjung ke Roma.
Sejarah Singkat Pantheon
Dilansir situs Britannica, Pantheon merupakan bangunan bergaya kuil klasik lengkap dengan kubah. Di bagian depan Pantheon terdapat tiang-tiang berukuran besar khas Romawi kuno atau disebut juga kolom Romawi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pantheon pertama kali dibangun pada 27 Sebelum Masehi (SM) oleh Marcus Vipsanius Agrippa. Namun, pembangunannya tak kunjung selesai karena mengalami sejumlah masalah, seperti kebakaran dan tersambar petir.
Barulah pada era kaisar Romawi Publius Aelius Hadrianus pembangunan Patheon selesai dibangun, tepatnya pada 128 Masehi (M). Pada abad ketiga, dilakukan sejumlah renovasi pada bangunan yang dilakukan oleh Septimius Severus dan Caracalla.
Pada 609 M, Pantheon diresmikan sebagai Gereja Santa Maria Rotonda atau Santa Maria ad Martyres. Gereja tersebut juga masih aktif sampai saat ini.
Karena masih dipakai untuk menggelar kegiatan keagamaan, Pantheon lalu dinobatkan sebagai bangunan tertua yang masih aktif digunakan sampai sekarang.
Keindahan Pantheon yang Memukau
![]() |
Pantheon memiliki sebuah kubah besar yang berdiameter sekitar 43 meter dan tingginya 22 meter dari atas tanah. Menariknya, ada sebuah lubang di tengah-tengah kubah yang memiliki diameter 8 meter.
Lubang tersebut bernama oculus yang dalam bahasa Latin berarti "mata". Oculus memiliki fungsi untuk memasukkan cahaya matahari ke dalam Pantheon.
Tak hanya digunakan sebagai sumber cahaya alami, oculus juga berfungsi untuk mengalirkan air hujan ke dalam Pantheon. Terdapat lubang-lubang kecil yang sudah dibor ke dalam marmer.
Bagian lantai Pantheon dilapisi dengan marmer warna-warni yang punya kualitas tinggi. Konon katanya marmer tersebut dikirim langsung dari Mediterania.
Pada area dinding interior Pantheon dihiasi lukisan Renaissance yang indah dan menakjubkan. Perpaduan lukisan, lantai marmer, dan kubah yang besar membuat bangunan tua yang telah berdiri sejak ribuan tahun lalu semakin tampak indah.
Bagian luar Pantheon justru terlihat polos karena hanya dilapisi oleh beton. Namun, ciri khas dari bangunan ini mulai terlihat ketika ada pilar-pilar besar pada bagian pintu depan.
Keindahan bangunan tersebut membuat banyak orang memujinya, salah satunya oleh legenda pahat asal Italia, Michelangelo. Ia menyebut Pantheon sebagai maha karya malaikat, bukan manusia.
Struktur Bangunan Pantheon yang Mampu Bertahan Ribuan Tahun
![]() |
Sejumlah ahli melakukan penelitian terhadap struktur bangunan Pantheon. Mereka mencari tahu apa yang membuat bangunan ini mampu berdiri kokoh meski usianya hampir 2.000 tahun.
Dikutip dari Science Alert, bahan utama dalam membangun Patheon adalah beton. Namun, beton yang digunakan pada zaman itu terbuat dari campuran pozzolan dan kapur.
Sedikit informasi, pozzolan adalah campuran sisa-sisa abu vulkanik dari gunung berapi yang ditemukan di Kota Pozzuoli, Italia. Maka dari itu dinamakan pozzolan.
Silika dan alumina yang terkandung pada abu vulkanik akan bereaksi ketika dicampur dengan kapur serta air. Bahan-bahan tersebut dapat menghasilkan struktur beton yang lebih kuat dan tahan lama.
Meski begitu, para peneliti masih melakukan studi lebih lanjut untuk mengungkap beton yang digunakan pada bangunan Romawi. Sebab, bahan baku pembuatan beton telah mengalami banyak perubahan dari zaman dahulu hingga yang digunakan pada saat ini.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(ilf/das)