Ada sebuah masjid yang besar dan megah di Aljazair, namanya Djamaa El Djazair atau disebut juga Masjid Agung Aljazair. Selain besar, masjid ini juga memiliki sebuah menara yang sangat tinggi.
Dilansir dari situs Al Jazeera, Djamaa El Djazair merupakan masjid ketiga terbesar di dunia setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Dibangun di atas lahan seluas 44.000 m2, masjid ini dapat menampung hingga 120.000 jemaah.
Djamaa El Djazair pertama kali dibuka pada Oktober 2020 dan langsung digunakan untuk salat berjamaah. Namun, masjid ini baru resmi dibuka secara seremonial pada 29 Februari 2024 oleh Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain luasnya, Djamaa El Djazair juga terkenal karena memiliki menara masjid yang tinggi. Saking tingginya, menara tersebut mengalahkan tinggi Monumen Nasional (Monas) yang ada di Jakarta.
Sebagai perbandingan, tinggi menara masjid Djamaa El Djazair mencapai 264 meter sedangkan tinggi Monas yang merupakan ikon kota Jakarta hanya 132 meter saja.
Menara masjid Djamaa El Djazair juga tercatat sebagai bangunan tertinggi kedua di Afrika menurut situs Business Insider. Tinggi bangunan ini hanya kalah dari gedung pencakar langit Iconic Tower di Mesir yang ketinggiannya hampir mencapai 400 meter.
Menara Masjid Djamaa El Djazair yang Megah
![]() |
Pembangunan Djamaa El Djazair menghabiskan waktu selama tujuh tahun, termasuk membangun menara masjid yang tingginya hingga ratusan meter.
Tidak hanya menampilkan arsitektur yang indah, menara masjid ini juga berfungsi sebagai pusat kegiatan dan kehidupan di dalam kompleks Djamaa El Djazair.
Di dalam menara masjid ini terdapat museum sejarah, pusat penelitian, dan anjungan untuk observasi. Dari puncak menara, para pengunjung dapat menikmati panorama kota Aligers yang indah dan memukau.
Menara masjid ini dibangun menggunakan bahan material berkualitas tinggi serta teknologi terbaru. Menara ini diklaim kokoh dan tahan terhadap gempa bumi. Di sisi lain, menara ini tetap stabil meski diterjang badai ekstrem.
Dikutip dari situs Construction Week, keindahan arsitektur masjid dan menara tersebut merupakan hasil rancangan arsitek Drees & Sommer yang bekerja sama dengan KSP JΓΌrgen Engel Architekten dan konsultan teknik KREBS+KIEFER dari Jerman.
JΓΌrgen Engel juga bekerja sama dengan para ulama dan sejumlah pakar arsitektur Islam demi memastikan bangunan tersebut memenuhi persyaratan ketat desain masjid. Hasilnya, menara masjid Djamaa El Djazair dilapisi dengan struktur kaca modern dengan ukiran yang menarik pada fasadnya.
Keindahan Djamaa El Djazair yang Tiada Duanya
![]() |
Sedikit membahas tentang bangunan utama masjid, Djamaa El Djazair memiliki kubah setinggi 70 meter. Dilengkapi sebuah panel mashrabiya di bagian luar, kubah masjid ini menunjukkan desain yang modern, estetika, dan mengutamakan fungsinya.
Pemasangan panel mashrabiya tak hanya melindungi para jamaah dari paparan sinar matahari dan angin kencang, tapi juga menunjukkan desain yang estetis dan mengagumkan.
![]() |
Sebab, sistem cermin pada panel mashrabiya dapat menghasilkan pola-pola yang indah ketika cahaya matahari masuk ke dalam kubah. Pemasangan panel tersebut menciptakan efek pencahayaan yang alami sekaligus mempercantik interior masjid.
Fasad masjid ini menggunakan batu alam dengan kualitas terbaik. Langkah ini dilakukan agar memberikan kekuatan pada bangunan sekaligus menciptakan kesan megah dan alami.
Kabarnya, pembangunan masjid ini sempat mandek dan biayanya terus membengkak. Diketahui, biaya yang dihabiskan untuk membangun masjid Djamaa El Djazair mencapai US$ 900 juta atau sekitar Rp 14,9 triliun (kurs Rp 16.623).
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(ilf/abr)