China menggelar acara parade militer besar-besaran untuk merayakan hari pemerintahannya yang ke-80. Parade tersebut digelar di Tiananmen Square pada Rabu (3/9/2025) pagi waktu setempat.
Tampak sejumlah pemimpin dunia hadir dalam acara tersebut, salah satunya Presiden Prabowo Subianto. Kedatangan Prabowo disambut langsung oleh Presiden China Xi Jinping di Tiananmen Square.
Tiananmen Square bukan hanya sekadar bangunan, tapi merupakan simbol sejarah panjang China sejak ratusan tahun. Bangunan berwarna merah itu menjadi ciri khas tersendiri sekaligus menarik banyak wisatawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penasaran dengan sejarah dan arsitektur bangunan di Tiananmen Square? Simak selengkapnya dalam artikel ini.
Sejarah Tiananmen Square
Dikutip dari Britannica, Tiananmen Square atau lapangan Tiananmen terletak di Beijing, China. Lapangan ini memiliki luas hingga 100 hektare dan menjadikannya sebagai salah satu alun-alun terbesar di dunia.
Tiananmen Square awalnya dirancang dan dibangun pada 1651. Seiring waktu, lapangan ini terus diperluas hingga empat kali lipat dari ukuran aslinya. Lapangan Tiananmen kemudian disemen pada 1958 dan pada setiap ubin terdapat nomor urut untuk memudahkan saat parade militer.
Saat awal dibangun, terdapat sebuah bangunan bernama Tiananmen Gate atau gerbang Tiananmen. Kata 'Tiananmen' sendiri memiliki arti 'gerbang kedamaian surgawi'. Menurut catatan sejarah, gerbang besar bercorak merah itu pertama kali dibangun pada 1417.
Tiananmen Gate memiliki lima pintu besar dan di bagian depan terdapat tujuh jembatan yang membentang di atas sungai. Menariknya, hanya kaisar China yang boleh mengakses pintu dan jembatan tersebut.
Di bagian atas dekat pintu utama terdapat gambar Mao Zedong, sosok penting dalam penggerak revolusi komunis dan menjadi bapak pendiri Republik Rakyat China. Terdapat juga slogan-slogan Mao bertuliskan 'Hidup Republik Rakyat Tiongkok' dan 'Hidup Persatuan Rakyat Dunia'.
Gerbang utama Tiananmen Gate mengarah ke kota terlarang atau forbidden city. Sedikit informasi, kota terlarang merupakan pusat pemerintahan dan kediaman resmi 24 kaisar China selama hampir 500 tahun. Disebut kota terlarang karena tidak semua orang bisa memasuki wilayah tersebut.
Pada era kekaisaran China, Tiananmen Gate berfungsi sebagai mimbar untuk menyampaikan pernyataan dan informasi penting dari kaisar kepada masyarakat. Bangunan ini juga digunakan oleh Mao Zedong saat memproklamasikan berdirinya Republik Rakyat China pada 1 Oktober 1949.
Di sebelah barat alun-alun Tiananmen Square terdapat balai besar rakyat (Great Hall of the People). Dibangun pada 1959, gedung ini berfungsi sebagai tempat pertemuan kongres rakyat nasional China serta kegiatan politik dan diplomatik lainnya.
![]() |
Pada fasad depan gedung terdapat 12 pilar besar yang dilapisi marmer. Di dalam gedung balai besar rakyat terdapat aula, auditorium, dan aula perjamuan. Lantainya dilapisi marmer berkualitas tinggi dan lampu kristal gantung di langit-langit.
Di dalam area Tiananmen Square juga terdapat Museum Nasional China, tepatnya di sisi timur alun-alun. Museum yang dibangun pada 2003 itu merupakan penggabungan Museum Sejarah China dan Museum Revolusi China. Bangunan ini berhadapan langsung dengan balai besar rakyat yang ada di sisi barat.
Bagian selatan Tiananmen Square terdapat aula besar yang jadi tempat peristirahatan terakhir Mao Zedong. Bangunan ini didirikan pada 1976 setelah wafatnya Mao dan baru selesai setahun kemudian. Aula ini memiliki panjang 260 meter, lebar 220 meter, dan tinggi 33,6 meter.
Selain bangunan dan tempat pemakaman, ada juga monumen setinggi 38 meter bernama Monumen Pahlawan Rakyat. Dibangun pada 1952-1958, monumen ini telah menggunakan sekitar 17.000 keping marmer dan granit.
Terdapat juga Hua Biao, yakni sebuah pilar dari marmer berwarna putih, terdapat ukiran naga, dan patung singa di atasnya. Pada zaman Kaisar Yao dan Shun, pilar ini digunakan untuk menuliskan keluhan masyarakat soal kepemimpinannya.
![]() |
Pada masa Dinasti Han (206 SM-220 M), pilar yang semula terbuat dari kayu itu kemudian diganti dengan batu. Seiring waktu, pilar tersebut kemudian dibuat menjadi megah dan dipasang tepat mengarah ke Tiananmen Gate.
Aliran Feng Shui dalam Pengembangan Tiananmen Square
Kawasan Tiananmen Square telah dilakukan renovasi beberapa kali agar terlihat megah dan luas. Dalam proses renovasi itu, pemerintah China tetap menerapkan unsur feng shui agar mengalirkan energi positif.
Dilansir situs The Architectural Review, Mao Zedong ingin memperluas Tiananmen Square. Bila perlu, alun-alun ini punya ukuran sangat besar agar dapat menampung hingga ratusan ribu orang.
Pada 1949, dilakukan perluasan kawasan Tiananmen Square yang mengikuti konsep feng shui. Mao menginginkan konsep utara-selatan, sehingga bangunan di kota Beijing secara menyeluruh disejajarkan menghadap selatan agar mengalirkan aliran qi (energi) yang lebih besar.
Bersama dengan tim arsitek dari China sayap kiri dan Uni Soviet (kini Rusia), mereka merenovasi Tiananmen Square agar lebih megah dan besar. Area berbentuk 'T' yang mengarah ke Tiananmen Gate kemudian luasnya diperlebar hingga dua kali lipat agar bisa menampung banyak orang.
Unsur feng shui juga terlihat pada Monumen Pahlawan Rakyat yang berdiri di sisi selatan Tiananmen Square. Hal ini agar menyesuaikan dengan konsep utara-selatan agar mengalirkan qi lebih besar.
Usai direnovasi, Tiananmen Square kini memiliki luas total mencapai 440.000 m2. Impian besar Mao Zedong kala itu berhasil terwujud karena alun-alun ini bisa menampung hingga 1 juta orang.
(ilf/ilf)